BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat
Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa. Semua suku bangsa memiliki
bahasa daerah masing-masing. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia merupakan
masyarakat yang majemuk, termasuk dalam bidang bahasa. Manusia menggunakan
bahasa dalam berkomunikasi. Menurut Hamied (1987:1) bahwa bahasa adalah medium
yang paling penting dalam berkomunikasi. Manusia tidak bisa lepas dari bahasa
untuk menyampaikan pesan atau gagasan.
Teori
komunikasi lisan merupakan modal yang utama untuk kita sebagai calon pendidik
agar dapat berkomunikasi dan berinteraksi baik dengan peserta didik. Dengan
demikian, kemampuan tersebut sangat menunjang dalam pembelajaran formal maupun
nonformal.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi ?
2.
Apakah yang dimaksud dengan komunikasi lisan ?
3.
Bagaimanakah proses komunikasi lisan?
4.
Apa sajakah jenis-jenis komunikasi?
5.
Apakah yang dimaksud dengan pengumuman?
6.
Apakah yang dimaksud dengan laporan?
7.
Apakah yang dimaksud dengan wawancara?
8.
Apakah yang dimaksud dengan bermain peran?
9.
Apakah yang dimaksud dengan membaca berita?
10. Apakah yang dimaksud dengan menyanpaikan
petunjuk?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui pengertian dari komunikasi.
2.
Mengetahui pengertian dari komunikasi lisan.
3.
Mengetahui proses komunikasi lisan.
4.
Mengetahui jenis-jenis komunikasi.
5.
Mengetahui pengertian dari pengumuman.
6.
Mengetahui pengertian dari laporan.
7.
Mengetahui pengertian dari wawancara.
8.
Mengetahui pengertian bermain peran.
9.
Mengetahui pengertian membaca berita.
10. Mengetahui pengertian menyampaikan petunjuk.
1.4 Manfaat
Manfaat
dari makalah ini adalah untuk membangun minat dan bakat calon pendidik agar lebih
terampil dalam berkomunikasi secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu
juga dapat mengetahui jenis-jenis kegiatan berkomunikasi lisan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunikasi
Pengertian mengenai ilmu
komunikasi, pada dasarnya mempunyai ciri yang sama dengan pengertian ilmu
secara umum. Yang membedakan adalah objek kajiannya, di mana perhatian dan
telah difokuskan pada peristiwa-peristiwa komunikasi antar manusia. Mengenai
hal itu Berger&Chafee (1987) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi adalah suatu
pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan
lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan
dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan
pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang.
Istilah komunikasi
atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata
communis yang berarti sama, sama disini adalah sama makna. Definisi yang dikumpulkan oleh Dance (1970).
Komunikasi lisan
secara langsung adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang
saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang
membatasi mereka. Lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling
berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang
tidak langsung adalah komunikasi yang di- lakukan
dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain sebagainya
karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
2.2 Proses Komunikasi
Proses komunikasi
adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga
dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.
Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai
dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui
perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar
manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai
berikut :
1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi,
terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama
bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil
menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih
abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
2. Penyandian,
pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak
berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap
ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman,
proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim
lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan,
pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim
hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan,
pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak
lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver
hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang
komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
2.3 Jenis-jenis Komunikasi
1. Komunikasi lisan
Komunikasi lisan secara langsung adalah komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung
dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka. lisan ini
terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara,
rapat, berpidato.
Komunikasi lisan yang tidak langsung adalah komunikasi
yang dilakukan dengan perantara alat seperti telepon, handphone, VoIP, dan lain
sebagainya karena adanya jarak dengan si pembicara dengan lawan bicara.
2. Komunikasi tulisan
Komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan
dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan
menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.
Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat
elektronik, dan lain
sebagainya.
Komunikasi tulisan
juga dapat melalui naskah-naskah yang menyampaikan informasi untuk masyarakat
umum dengan isi naskah yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah,
buku-buku. dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan namun
tanpa kata-kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain sebagainya.
2.4 Jenis-jenis
Kegiatan Berkomunikasi lisan
Ada
beberapa jenis kegiatan berkomunikasi lisan yang akan dijelaskan dalam makalah
ini, yaitu:
1. Pengumuman
Pengumuman
adalah surat yang disampaikan kepada umum, sekelompok khalaya tanpa harus
diketahui siapa dan berapa jumlah pembacanya, dan siapa pun berhak membaca,
namun tidak semua pembaca itu berkepentingan (Nurjamal dan Sumirat, 2010:56). Pengumman dibuat untuk mengkomunikasikan atau
menginformasikan suatu gagasan, pikiran kepada pihak lain. Pengumuman adalah
salah satu bagian dari surat yang dibedakan berdasarkan jumlah sasarannya.
Finoza (1995: 106) berpendapat bahwa pengumuman adalah surat yang berisi
pemberitahuan kepada orang banyak yang perlu diketahui oleh siapa saja yang
berkepentingan sesuai dengan isi pengumuman itu. Pengumuan ini bersifat resmi
yang isinya menyangkut segi-segi kedinasan, baik yang dibuat oleh
instansi/organisasi maupun oleh seseorang. Pengumuman ini hampir sama dengan
surat edran yang berfungsi untuk menyampaikan suatu informasi, yang
membedakannya hanyalah sasarannya, surat edaran hanya disampaikan kepada pihak
tertentu yang pantas mengetahui isinya, sedangkan pengumuman dapat diketahui
atau dibaca oleh semua orang walaupun tidak semua orang berkepentingan dngan
isi pengumuman itu.
2. Laporan
Laporan adalah suatu bentuk penyampaian berita, keterangan,
pemberitahuan ataupun pertanggung jawaban baik secara lisan maupun secara tertulis dari bawahan kepada
atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority)
dan tanggung jawab (responsibility) yang ada antara mereka.
Laporan mempunyai peranan yang penting pada
suatu organisasi karena dalam suatu organisasi dimana hubungan antara atasan
dan bawahan merupakan bagian dari keberhasilan organisasi tersebut. Dengan adanya
hubungan antara perseorangan dalam suatu organisasi baik yang berupa hubungan
antara atasan dan bawahan, ataupun antara sesama karyawan yang terjalin baik
maka akan bisa mewujudkan suatu sistemdelegation of
authority dan pertanggungjawaban akan terlaksana secara effektif dan
efisien. Kerja sama diantara atasan bawahan bisa dilakukan, dibina melalui
komunikasi baik komunikasi yang berbentuk lisan maupun tulisan (laporan). Agar
laporan tersebut bisa efektif mempunyai syarat-syarat yang perlu dipenuhi demi
terbentuknya laporan yang baik maka seseorang perlu mengetahui secara baik
bagaimana pembuatan format laporan yang sempurna. Sehingga dengan laporan yang
terformat bagus akan bisa bermanfaat baik dalam komunikasi maupun dalam
mencapai tujuan organisasi.
3. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data
dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang informan atau autoritas atau
seorang ahli yang berwenang dalam suatu masalah. Jenis-jeniswawancara:
a.
Wawancara berita yaitu
berita yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi atau penanganan suatu masalah.
b.
Wawancara pribadi yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh data tentang pribadi dan
pemikiran interview.
c.
Wawancara eksklusif yaitu wawancara yang dilakukan seorang wartawan atau lebih secara khusus
berkaitan dengan masalahtertentu.
d.
Wawancara sambil lalu yaitu wawancara yang dilakukan tidak secara khusus dan berlangsung secara
kebetulan.
e.
Wawancara keliling yaitu wawancara yang dilakukan dengan menghubungi berbagai interview
terpisah namun ada kaitannya dengan berita yang ditulis.
Ciri-Ciri Wawancara :
a. Dilakukansecara bertatap muka
b. Dilakukan untuk tujuan mengumpulkan data dan
fakta
c. Ada orang yang diwawancarai
d. Ada narasumber
Wawancara
1. PengertianWawancara
Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber
untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.
a. Pewawancara adalah orang yang mengajukan
pertanyaan.
b. Narasumber adalah orang yang memberikan
jawaban atau pendapat atas pertanyaan pewawancara. Narasumber juga biasa
disebut dengan informan.
c. Orang yang bisa dijadikan sebagai narasumber
adalah orang yang ahli di bidang yang berkaitan dengan imformasi yang kita
cari.
2. Jenis-jenis wawancara
a. Wawancara serta merta Wawancara serta merta adalah wawancara yang
dilakkan dalam situasi yang alamiah. Prosesnya terjadi seperti obrolan biasa
tampa pertanyaan panduan.
b. Wawancara dengan petunjuk umum Wawancara dengan petunjuk umum adalah
wawancara dengan berpedoman pada pokok-pokok atau kerangka permasalahan yang
sudah dibuat terlebih dahulu.
c. wawancara berdasarkan pertanyaan yang sudah
dibakukan. dalam hal ini pewawancara mengajukan
pertanyaan berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan atau dibakukan.
3. Tahap Tahap Wawancara
1. Tahap Persiapan
a. Menentukan maksud atau tujuan wawancara
(topik wawancara).
b. Menentukan informasi yang akan di kumpulkan
atau didata.
c. Menentukan dan menghubungi nara sumber.
d. Menyusun daftar pertanyaan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Mengucap salam
b. Memperkenalkan diri.
c. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara.
d. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur.
e. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
f. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan
narasumber untuk dapat dihubungi kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau
dilengkapi.
3. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara. laporan
wawancara terdiri dari bagian bagian sebagai berikut.
a. Tema atau topik wawancara.
b. Tujuan atau maksud dari wawancara.
c. Identitas narasumber.
d. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat
ditulis dalam bentuk dialog atau dalam bentuk
narasi.
4. Beberapa Hal Yang
Harus Dihindari Ketika Proses Wawancara Berlangsung
a. Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau
pasti jawabannya.
b. Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya
sama dengan pertanyaan sebelumnya.
c. Meminta narasumber untuk mengulang-ulang
jawabannya.
d. Memotong pembicaraan narasumber.
e. Bersikap lebih pandai dari narasumber.
5. Contoh Laporan
Hasil Wawancara
Contoh Wawancara
Pewawancara:
"Selamat siang Pak! Apakah kita bisa memulai wawancaranya sekarang?"
Narasumber (kepsek):
"Oh, ya. Silahkan!"
Pewawancara:
"Jadi, untuk Bapak maklumi, tujuan wawancara ini adalah untuk mengetahui
kesiapan dari para siswa maupun guru dalam pelaksanaan ujian kali ini"
Narasumber:
"Silahkan teruskan"
Pewawancara:
"Sejauh ini, apa saja yang sudah dipersiapkan untuk menyambut ujian yang
sebentar lagi akan dilaksanakan?"
Narasumber:
"Persiapan yang kami lakukan adalah memberikan les-les tambahan atau
pengayaan dan mengurangi bahkan menghentikan beberapa kegiatan ekstrakulikuler
untuk sementara."
Pewawancara:
"Menurut pantauan Bapak, bagaimana tentang kesiapan dari siswa?"
Narasumber:
"Saya rasa para siswa sudah cukup siap."
Pewawancara:
"Baiklah Pak! Saya rasa imformasi yang saya butuhkan sudah cukup.
Terimakasih atas waktu dan kesediaan Bapak. Selamat siang."
Narasumber:
"Sama-sama. Selamat siang."
Contoh Laporan Wawancara.
Tema: Persiapan ukian.
Tujuan: Mengetahui kesiapan para guru dan siswa dalam pelaksanaan ujian.
Narasumber: Kepala sekolah.
Waktu: 25 Mei 2012.
Tempat: Ruang kepala sekolah.
Siang itu Kepala Sekolah sudah menunggu saat saya tiba di ruangannya. Saya pun
langsung memulai wawancara.
Dalam wawancara itu, saya menanyakan tentang kesiapan para guru dan siswa dalam
menyambut ujian. Menurut Kepala Sekolah, para siswa cukup siap dalam menyambut
ujian. Kepala Sekolah juga menyatakan bahwa beliau mengurangi bahkan
menghentikan beberapa kegiatan ekstrakurikuler agar para siswa dapt mengikuti
les dan pengayaan dengan maksimal.
1. Bermain Peran
Bermain peran (role-playing) adalah strategi
pengajaran yang termasuk ke dalam kelompok model pembelajaran sosial (social models).
Strategi ini menekankan sifat sosial pembelajaran, dan memandang bahwa perilaku
kooperatif dapat merangsang siswa baik secara sosial maupun intelektual.
Kelebihan
Strategi Bermain Peran (role playing)
Bermain peran adalah strategi mengajar yang
memiliki beberapa kelebihan baik bagi siswa maupun bagi guru.
a. Strategi bermain peran
dapat meningkatkan minat siswa
Poorman (2002) menyebutkan bahwa menurut
hasil penelitian, strategi bermain peran dapat meningkatkan minat siswa terhadap
suatu mata pelajaran dan materi pelajaran, sehingga dengan demikian juga dapat
meningkatkan pemahaman terhadap konsep-konsep yang sedang dibelajarkan kepada
mereka. Apalagi untuk mempersiapkan pembelajaran dengan strategi ini mereka
harus terlebih dahulu melakukan studi tentang karakter atau tokoh yang akan
diperankan atau dibuat skenarionya.
Fogg (2001) menyatakan bahwa pada kelas-kelas sejarah
dimana para guru menjadi bosan dengan pembelajarannya dan menunjukkan kurangnya
keterlibatan siswa dalam pembelajaran dapat diperbaiki dengan penerapan
strategi bermain peran. Dari hasil pengamatan Fogg, siswa menjadi lebih
tertarik dengan bahan pembelajaran yang diberikan.
b. Strategi bermain peran (role playing) dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
Sebagaimana
diketahui, siswa bukanlah botol kosong yang dengan serta-merta menerima ilmu
pengetahuan yang diberikan oleh guru. Mereka harus terlibat aktif dalam
kegiatan proses pembelajaran.
Berdasarkan penelitian Poorman (2002), siswa yang
diwawancarai mengatakan bahwa dengan strategi bermain peran yang dilaksanakan
oleh guru, membuat mereka ingin terlibat aktif melakukan sesuatu dalam
pembelajaran.
Hal ini senada sebagaimana yang diteliti Fogg (2001)
bahwa pembelajaran yang menggunakan strategi bermain peran meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar.
c. Strategi bermain peran
(role playing) dapat mengajarkan siswa untuk berempati dan memahami suatu hal
melalui berbagai sudut pandang
Suatu kegiatan belajar yang menggunakan
strategi bermain peran ternyata dapat mengajarkan siswa untuk berempati. Tentu
saha kelebihan ini dapat dengan mudah kita maklumi karena strategi bermain
peran sangat melibatkan emosi siswa. Ini adalah suatu hal yang sangat positif
terkait domain afektif. Dengan memainkan suatu peran tertentu, mereka akan
memahami bagaimana posisi seseorang yang diperankannya. Dengan strategi bermain
peran mereka tidak akan dengan mudahnya menghakimi seseorang atau suatu
masalah, kecuali dengan terlebih dahulu melihatnya dari berbagai sudut pandang.
d. Strategi bermain peran memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memerankan tokoh yang barangkali dikenal dalam kehidupannya
sehari-hari
Dengan bermain peran siswa akan dapat
mengalami dan merasakan bagaimana menjadi seorang tokoh yang mungkin familiar
dalam kehidupan mereka. Hal ini akan membuat mereka menjadi lebih peka terhadap
masalah-masalah yang ada di sekitarnya, meningkatkan keterampilan interpersonal,
dan tentu saja dapat meningkatkan keterampilan komunikasi.
e. Strategi bermain peran dapat diterapkan dalam
berbagai setting
Jangan mengira strategi bermain peran sulit untuk
diaplikasikan. Bermain peran dapat diterapkan dalam setting yang sangat
bervariasi, termasuk di dalam ruang kelas standar. Selain itu bermain peran
dapat dilakukan siswa secara individual maupun secara berkelompok.
BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi adalah suatu proses perpindahan
maklumat, perasaan, ide, pikiran ,seseorang individu kepada individu lain atua kepada sekumpulan individu
untuk nmenyampaikan pesan agar bisa terjadi proses saling memahami satu dengan
yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang paling baik adalah komunikasi
lisan. Alat utama komunikasi lisan adalah bahasa. Berbahasa yang baik dan
efektif, padat dan jelas dalam menyampaikan gagasan, pikirann, atau perasaan
dengan sopan dan penuh dengan tatakrama, adalah kunci keberhasilan komunikasi
lisan.
Jenis-jenis komunikasi lisan diantaranya
pengumuman, wawancara, laporan, menyampaikan petunjuk, bermain peran dan
membaca berita. Kegiatan tersebut hendaknya dikuasi dengan baik oleh seorang
calon pendidik.