Disusun Oleh :
Dra. Suprihartini
Instansi : SMK Negeri 1 Manggar
Kelas :
X
Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran
KOMPETENSI AWAL
Informasi Inti:
Melanjutkan dari fase E (struktur teks Laporan Hasil
Observasi)
A. PROFIL PELAJAR
PANCASILA
Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
gotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri
B. SARANA DAN
PRASARANA
Media :
Lingkungan dan internet
Alat : HP,
LCD Proyektor
Bahan : video/
gambar
C. TARGET PESERTA
DIDIK
a.
Mengklasifikasikan
kelompok siswa kemampuan tingkat tinggi dan memberikan pembelajaran sesuai
kemampuannya.
b.
Mengklasifikasikan
kelompok siswa kemampuan tingkat sedang dan memberikan pembelajaran sesuai
kemampuannya.
c.
Mengklasifikasikan kelompok siswa
kemampuan tingkat rendah dan memberikan pembelajaran sesuai kemampuannya.
D. MODEL
PEMBELAJARAN
Blended Learning (Daring / Luring)
KOMPETENSI INTI
A.
TUJUAN PEMBELAJARAN
ABCD (AUDIENCE, BEHAVIOUR, CONDITION, DEGREE)
Menganalisis
informasi faktual pada teks eksplanasi yang mendukung hasil laporan observasi.
B. PEMAHAMAN
BERMAKNA
Setelah mempelajari
secara mendalam teks laporan hasil observasi melalui berbagai aktivitas
pembelajaran, siswa mampu mendokumentasikan observasi yang dilakukan agar lebih
bermakna dalam bentuk laporan hasil observasi secara objektif. Siswa juga dapat
memahami struktur laporan
hasil observasi dan kaidah-kaidah bahasa
yang digunakan dalam menyusun
laporan hasil observasi.
C. PERTANYAAN
PEMANTIK
Apa
yang dapat kalian lakukan untuk meyakinkan bahwa informasi yang kalian temukan
telah sesuai dengan fakta yang diketahui masyarakat umum.
D.
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
Arahkan siswa
untuk melakukan kegiatan pra-membaca sebagai berikut
a.
Tuliskan judul teks yang akan kalian
baca.
b.
Tuliskan
pertanyaan “Adik Simba” (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana)
yang muncul saat kalian membaca judul teks.
c.
Minta
siswa untuk membaca
teks “Kunang-Kunang” secara
komprehensif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan siswa
lain.
d.
Setelah
membaca, siswa melakukan aktivitas sebagai berikut.
e.
Siswa
menukar pertanyaan dibuat
dengan pertanyaan siswa
lain.
f.
Siswa saling menjawab pertanyaan.
g.
Siswa
menuliskan informasi penting
dari jawaban tersebut.
h.
Siswa
membuat ringkasan dari informasi yang didapat
i.
Siswa
dan guru membahas
jawaban
j.
Siswa diajak
membaca teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” untuk membandingkan informasi yang terdapat
pada teks dengan
informasi pada teks “Kunang-Kunang” yang telah dibaca
sebelumnya.
k.
Siswa
mengisi tabel 1.4 pada buku siswa
l.
Siswa
dan guru membahas
hasil jawaban pada tabel.
m. Siswa dapat
diminta untuk mencari
sumber informasi lain
yang berkaitan dengan tema.
E. ASESMEN
a.
Asesmen Diagnostik
1.
Menanyakan keadaan siswa
2.
Menanyakan perasaan siswa ketika
mengikuti pembelajaran hari ini.
3.
Menanyakan siswa
tentang materi teks Laporan hasil observasi di fase sebelumnya.
b.
Asesmen Formatif
Membandingkan informasi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang”
dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”
c.
Asesmen Sumatif
Ulangan harian
F. PENGAYAAN DAN
REMEDIAL
a.
Pengayaan
Memberikan materi tambahan teks LHO yang diajarkan
pada siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang
b.
Remedial
Mengulang kembali materi teks Laporan Hasil
Observasi.
LAMPIRAN
LEMBAR KERJA
PESERTA DIDIK Teks 1
Kunang-Kunang
Kunang-kunang merupakan
jenis serangga yang dapat mengeluar- kan cahaya yang jelas terlihat saat malam
hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung
ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies
kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.
Kunang-kunang hidup di
tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi
pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya
relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang
bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500
butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.
Pada umumnya,
kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang
beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan
tidak mengeluarkan cahaya.
Berdasarkan hasil
pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang
jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan
perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap
penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus
melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh
bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada
bagian penutup kepala. Warna kuning pada
bagian penutup sayap, bermata majemuk,
dan berkaki enam.
Makanan kunang-kunang
adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan
kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan.
Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan
kebugaran bagi makhluk hidup.
Cahaya yang dikeluarkan
oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan
inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan
kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik
pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh
kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip
untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya.
Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang
betina.
Kunang-kunang merupakan
penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu
manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah
tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan
sebagai pembasmi hama alami.
(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)
Teks
2
Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang
Penelitian yang
diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman
kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.
Penyebab pertama
kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang.
Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan
siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx
tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk
berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit
dan pertanian budidaya.
Dalam
penelitianlainjugadisebutkanbahwapolusicahayamenjadi penyebab kedua terbesar
punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin
marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi
kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia
didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik
pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.
Penelitian juga
mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen.
Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat
PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya
benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang- kunang yang berdampak kepada
regenerasi kunang-kunang.
Penggunaan insektisida
juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas
Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama
yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor
sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.
Selain tiga faktor itu,
pariwisata juga memicu kepunahan kunang- kunang. Di Jepang, Taiwan, dan
Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu
pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga
mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah
menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat
kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh
wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.
(Diadaptasi dari:
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/ habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan)
No |
Aspek Penilaian |
Nilai dan Kriteria |
|||
Nilai 4 |
Nilai 3 |
Nilai 2 |
Nilai 1 |
||
1 |
Pemahaman isi teks |
Siswa mampu
mengidentifikasi seluruh kesamaan informasi pada kedua teks dengan benar |
Siswa salah mengidentifikasi kesamaan
informasi pada kedua teks |
Siswa salah mengidentifikasi dua kesamaan informasi pada kedua teks |
Siswa salah mengidentifikasi seluruh
kesamaan informasi pada kedua teks |
2 |
Kemampuan menyampaikan alasan |
Siswa mampu menyampaikan seluruh alasan yang disampaikan dengan logis |
Siswa mampu menyampaikan sebagian alasan yang
disampaikan dengan logis |
Siswa menyampaikan alasan namun tidak logis |
Siswa tidak menyampaikan alasanSiswa
tidak menyampaikan alasan |
A. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA
DIDIK
Dalam menyajikan data
yang akurat, siswa dapat menggunakan sumber lain sebagai pembanding terhadap
hasil observasi di lapangan. Kali ini siswa akan menggunakan sebuah teks
eksplanasi sebagai bahan pembanding informasi pada teks laporan observasi.
Teks eksplanasi
merupakan teks yang menjelaskan proses bagaimana dan mengapa suatu fenomena,
baik fenomena alam maupun fenomena sosial, terjadi. Teks eksplanasi berisi
tentang hubungan sebab-akibat atau proses sebuah fenomena yang bersifat
faktual.
Sumber bacaan lanjutan:
https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.
go.id/sumberbelajar/tampil/Struktur-dan-Kaidah-Teks-EksplanasiKompleks-
2015/konten14.html
B.
GLOSARIUM
a.
Toraks Abdomen :bagian tubuh hewan yang
terletak antara kepala dan abdomen
b. Predator : binatang yang berburu dan memangsa
binatang lain
c. Polifagus : suatu jenis predator yang kisaran
inangnya lebar
d.
Membran :
selaput, kulit tipis, atau lembaran bahan tipis, yang berfungsi sebagai pemisah
selektif.
e. Nokturnal : hewan yang tidur pada siang hari, dan
aktif pada malam hari
f.
Tungkai : bagian
tubuh tambahan (extremites) pada binatang yang bergerak di atas permukaan tanah
dan biasanya digunakan sebagai alat berpindah tempat
g. Kopula : verba yang menghubungkan subjek dengan
komplemen.
h. Intonasi : lagu kalimat yang akan mempengaruhi
proses berkomunikasi dengan orang lain.
i.
Tempo :
kecepatan memainkan musik
DAFTAR PUSTAKA
Tri aulia, fadhilah.2021.cerdas cergas berbahasa dan
bersastra Indonesia.Jakarta.Pusat kurikulum dan perbukuan.
KBBI
Wijayanti, Anik. 2015. “Kajian Habitat dan Aktivitas
Kemunculan Kunang-Kunang dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ
Gunung, Kabupaten Sukabumi (Skripsi). ” https:// repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/G15awi.
pdf?sequence=1&isAllowed=y melalui google cendekia. Diunduh pada tanggal 1
Juli 2020.
Sarimanah, Eri, dkk. 2020. “Pola Penulisan Daftar
Pustaka Sesuai PUEBI”. Seminar Internasional Riksa Bahasa. <http://proceedings.upi.edu/
|
Mengetahui, |
Guru Mata Pelajaran |
Kepala SMK N 1 Manggar |
|
|
Dra. Suprihartini |
Triyudo Hendro
Sasongko, ST |
|
|