Judul
: Sang Pemimpi
Penulis
: Andrea Hirata
Penerbit
: PT Bentang Pustaka
Halaman
: X+292 Halaman
Terbit
: Cetakan I, Juli 2006
Unsur Intrinsik
Novel Sang Pemimpi
·
Tema
Tema yang tersirat dalam novel “Sang Pemimpi”
ini tak lain adalah “persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi kehidupan
serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan”. Hal itu
dapat dibuktikan dari penceritaan per- kalimatnya dimana penulis berusaha
menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang
menerjang kerasnya kehidupan dan batas kemustahilan.
·
Latar
Dalam novel ini disebutkan latarnya yaitu di
Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di
sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang
digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya lebih berbau melayu dan
gejolak remaja yang diselimuti impian-impian.
·
Penokohan dan Perwatakan
Ikal : baik hati, optimistis, pantang
menyerah, penyuka.
Bang Rhoma Arai : pintar, penuh inspirasi/ide
baru, gigih, rajin, pantang menyerah.
Jimbron : polos, gagap bicara, baik, sangat
antusias pada kuda.
Pak Balia : baik, bijaksana, pintar.
Pak Mustar : galak, pemarah, berjiwa keras
Ibu Ikal: baik, penuh kasih sayang
Ayah Ikal : pendiam, sabar, penuh kasih
sayang, bijaksana.
Tokoh lain seperti Mahader, A Kiun, Pak Cik
Basman, Taikong Hanim, Capo, Bang Zaitun,
Pendeta Geovanny, Mak cik dan Laksmi adalah tokoh pendukung dalam novel ini.
·
Alur
Dalam novel ini menggunakan alur gabungan (alur maju dan
mundur). Alur maju ketika pengarang menceritakan dari mulai kecil sampai dewasa
dan alur mundur ketika menceritakan peristiwa waktu kecil pada saat
sekarang/dewasa.
·
Gaya Penulisan
Gaya penceritaan novel ini sangat sempurna. Yaitu
kecerdasan kata-kata dan kelembutan bahasa puitis berpadu tanpa ada unsur
repetitif yang membosankan. Setiap katanya mengandung kekayaan bahasa sekaligus
makna apik dibalik tiap-tiap katanya. Selain itu, Novel ini ditulis dengan gaya
realis bertabur metafora, penyampaian cerita yang cerdas dan menyentuh, penuh
inspirasi dan imajinasi. Komikal dan banyak mengandung letupan intelegensi yang
kuat sehingga pembaca tanpa disadari masuk dalam kisah dan karakter-karakter
yang ada dalam novel Sang Pemimpi.
·
Amanat
Amanat yang disampaikan dalam Sang Pemimpi ini adalah jangan
berhenti bermimpi. Hal itu sangat jelas pada tiap-tiap subbabnya. Yang pada
prinsipnya manusia tidak akan pernah bisa untuk lepas dari sebuah mimpi dan
keinginan besar dalam hidupnya. Hal itu secara jelas digambarkan penulis dalam
novel ini dengan maksud memberikan titik terang kepada manusia yang mempunyai
mimpi besar namun terganjal oleh segala keterbatasan.
·
Sudut Pandang
Sudut pandang novel ini yaitu “orang pertama” (akuan).
Dimana penulis mem-posisikan dirinya sebagai tokoh Ikal dalam cerita.
Unsur Ekstrinsik
Novel Sang Pemimpi
·
Nilai Moral
Nilai moral pada novel ini sangat kental.
Sifat-sifat yang tergambar menunjukkan rasa humanis yang terang dalam diri seorang
remaja tanggung dalam menyikapi kerasnya kehidupan. Di sini, tokoh utama
digambarkan sebagai sosok remaja yang mempunyai perangai yang baik dan rasa
setia kawan yang tinggi.
·
Nilai Sosial
Ditinjau dari nilai sosialnya, novel ini begitu kaya akan
nilai sosial. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu tinggi antara
tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu antara
satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir
mencapai
batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.
·
Nilai Adat istiadat
Nilai adat di sini juga begitu kental terasa. Adat
kebiasaan pada sekolah tradisional yang masih mengharuskan siswanya mencium
tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga yang sangat keras dan
kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini. Sehingga
menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.
·
Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambar. Terutama
pada bagian-bagian dimana ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok
pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-petuah Taikong (kyai) yang
begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini begitu kaya.
Sinopsis
Novel Sang Pemimpi
Novel Sang Pemimpi menceritakan tentang sebuah kehidupan tiga orang anak
Melayu Belitong yaitu Ikal, Arai, dan Jimbron yang penuh dengan tantangan,
pengorbanan dan lika-liku kehidupan yang mempesona sehingga kita akan percaya
akan adanya tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan kekuasaan Allah.
Ikal, Arai, dan Jimbron berjuang demi menuntut ilmu di SMA Negeri Bukan Main
yang jauh dari kampungnya. Mereka tinggal di salah satu los di pasar kumuh
Magai Pulau Belitong bekerja sebagai kuli ngambat untuk tetap hidup sambil
belajar.
Ada Pak Balia yang baik dan bijaksana, beliau seorang Kepala Sekolah
sekaligus mengajar kesusastraan di SMA Negeri Bukan Main, dalam novel ini juga
ada Pak Mustar yang sangat antagonis dan ditakuti siswa, beliau berubah menjadi
galak karena anak lelaki kesayangannya tidak diterima di SMA yang dirintisnya
ini. Sebab NEM anaknya ini kurang 0,25 dari batas minimal. Bayangkan 0,25
syaratnya 42, NEM anaknya hanya 41,75
Ikal, Arai, dan Jimbron pernah dihukum oleh Pak Mustar karena telah
menonton film di bioskop dan peraturan ini larangan bagi siswa SMA Negeri Bukan
Main. Pada apel Senin pagi mereka barisnya dipisahkan, dan mendapat hukuman
berakting di lapangan sekolah serta membersihkan WC.
Ikal dan Arai bertalian darah. Nenek Arai adalah adik kandung kakek Ikal
dari pihak ibu,ketika kelas 1 SD ibu Arai wafat dan ayahmya juga wafat ketika
Arai kelas 3 sehingga di kampung Melayu disebut Simpai Keramat. Sedangkan
Jimbron bicaranya gagap karena dulu bersama ayahnya.
Resensi
Kritis
1.
Kelebihan novel
Banyak kelebihan-kelebihan yang didapatkan
dalam novel ini. Mulai dari segi kekayaan bahasa hingga kekuatan alur yang
mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang
terdeskripsikan secara sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan penulis
memainkan imajinasi berfikir yang dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual
yang berkelas. Penulis juga menjelaskan tiap detail latar yang mem-background adegan
demi adegan, sehingga pembaca selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal
yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan lain daripada novel ini yaitu
kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan
pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2.
Kelemahan novel
Pada dasarnya novel ini hampir tiada
kelemahan. Hal itu disebabka karena penulis dengan cerdas dan apik
menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi kekuatan
karakter. Baik ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan
pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan
pembaca yang haus akan novel yang bermutu.
Yamate kudesai uh
ReplyDeleteAmazing
ReplyDelete