Raja
Berekor
Cerita ini
merupakan kegiatan dari asal usul Pulau Belitung.Dimana terdapat sebuah pulau
hanyut yang di akibatkan kemurkaan seorang raja di Bali akibat anaknya
mengandung anak akibat hubungan nya dengan anjing kesayangan nya.
Hatta setelah
tiba waktunya,sang putri yang mengandung akibat hubungan dengan anjing
kesayangan nya,melahirkan seorang bayi laki-laki.Berbeda dengan bayi
normal,sekujur tubuh bayi tersebut penuh di tumbuhi bulu-bulu subur serta
memiliki sebuah ekor kecil,layaknya anjing.
Ringkas
cerita,karena persediaan makanan kiriman dari istana sebelum di kutuk ayahnya
telah menipis,sang putrid pun mulai menggantungkan hidup dari alam.Untuk
membesarkan anaknya,di temani anjing kesayangan nya ia berburu biantang apa
saja yang ada di hutan,menangkap ikann di sungai,serta memakan tumbuhan hutan
apa saja yang bisa di makan.Oleh ibunya,setelah beranjak besar,si anak berekor
di ajarkan cara berburu dan menangkap ikan di sungai.
Satu hari,si
anak berekor berburu sendiri ke hutan.Dalam hutan ia bertemu sepasang burung (
di sebutkan sebagai burung kutilang,red) yang sedang memberi makan
anaknya.Sedianya ia akan memanah burung-buruba tersebut.Namun mengingat burung
tersebut sedang memberi makan ankanya,anak berekor pun mengurungkan
niatnya.Dalam hatinya malah tibul rasa kasihan melihat keharmonisan keluarga
burung tersebut.
Sepanjang hari
itu,ia merasa sangat terkesan dengan keluarga burung tersebut.Sepanjang
perjalanan ia terus terbayang kemesraan burung tersebut.Hingga tak seokor
burung pun berhasil ia panah hari itu.
Setiba di
rumah,ia pun segera menghampiri ibunya dan bertanya, “ Mak ,dimane aya
aku ne ? “
Di Tanya
demikian,si Ibu kaget.Lalu menjawab “ Aya kau ndak ade “
Tak puas dengan
jawaban ibunya,si anak pun lantas berujar,” Ndak mungkin anak manusie
ndak ade aya.Sedangkan binatang sajak macam burong kutilang nok aku liat de
bang utan tadik ade umak bapak e.”
Walau di desak,sang putrid tetap tak
menjawab.Hingga kemudian anak nya berkata keras kepada ibunya.” Sebutla
benar-benar demane aya aku ? kaluk,ikam ndak,ikam aku buno.” sergahnya
dengan bengis.
Mendengar
ancaman tersebut,karuan si ibu ketakutan.Sebab anaknya kini telah menjadi
laki-laki dewasa bertubuh tinggi besar,berotot,pemberani,tangkas dan sangat
kuat.Akhirnya,setelah berkali-kali di ancam,sang ibu pun berkata,” Aya
kau to si Tumang,asuk kesayangen kite.”
Mendengar
jawaban tersebut,bukan main marah nya si anak berekor.Sekejap kemudian ia telah
berhasil mengkap Tumang yang berdiri tak jauh dari ibunya.Dalam hitungan detik
terdengar lengkingan pendek tapi nyaring si Tumang.Sekejap kemudian,Nampak
anjing itu telah terkapar di atas tanah.Kepalanya hancur,akibat bantingan keras
si anak.Tumang,anjing kesayangan sang putrid,yang adalah ayah biologis si anak
berekor,mati mengenaskan akabat di banting anak ny sendiri.Bangkai nya lalu di
hanyutkan di sungai.
Begitulah,waktu
pun terus berjalan.Si anak berekor telah tumbuh menjadi seorang pemuda normal
yang gagah perkasa,namun ekornya makin panjang.Satu hari,kepada ibunya,pemuda
berekor itu minta izin untuk menjelajahi daerah lain.Oleh ibunya ia di sarankan
membuat perahu.
Singat
cerita.setelah perahu dan berbagai perlengkapan serta perbekalan selesai di
siapkan,pemuda bereokor pun berangkat.berlayar mengarungi samudra tanpa tahu
arah tujuan pasti,hingga akhirnya mencapai daratan pulau Sumatra,yang masuk
wilayah kekuasaan Raja Palembang.
Mengetahui
daerah tempatnya mendarat termasuk wilayah kekuasaan Raja Palembang,pemuda
berekor itu pun datang menghadap ke istana.Kepada Raja Palembang ia mengajukan
diri untuk menjadi raja.Raja Palembang setuju dengan usulan tersebut.Namun
syaratnya,ia harus memerintah di daerah asalnya,dan daerah tersebut menjadi
taklukan Raja Palembang.
Syarat Raja
Palembang itu di terima pemuda berekor,hinga jadilah ia sebagai seorang Raja di
daerah asalnya yang kemudian terkenal dengan Raja Berekor.Namun,sebelum kembali
ke daerah asalnya,ia di bekali perlengkapan secukupnya dan rakyat berasal dari
daerah taklukan Raja Palembang Konon jumlahnya setara dengan delapan gantang
butir padi.
Di kisahkan setiba di Belitung,Raja
Berekor mendirikan istana di sekitar Aik Bebulak,Kelekak Usang kea rah
perawas,sejajar dengan aliran sungai Cerucuk yang melintasi Kampung Perawas
sekarang ini.Singgasananya terbuat dari sebuah tempayan besar.Dii atas tempayan
besar itulah di letakan satu keeping papan dari kayu ulin yang di beri
lobang,sebagai tempatnya memasukan ekor ketika duduok di
sanggasana.Alhasil,kemanapun Raja Berekor ini pergi tempat duduk itu selalu di
bawa.
Dalam
menjalankan pemerintahan,Raja Berekor di dampingi Sembilan pembantu,terdiri
atas : perdana mentri,hulubalang dan pesuruh yang salah satunya bernama
sikum.Selain itu di tangkap pula sejumlah perempuan untuk di jadikan juru masak
dan dayang-dayang istana.Dengan dukungan sejumlah pembantunya,pemerintahan Raja
Berekor berjalan baik dan sesuai dengan kehendak raja.Pendek kata,setiap
kehendak raja selalu di turuti para pembantu nya,yang sebenarnya takut dengan
kekekaran dan kebengisan nya.
Satu hari
seorang juru masak istana membuat kelalaian .Saat menyiapkan makanan siang buat
sang raja ,salah satu jarinya tersayat pisau, hingga darahnya menetes dalam
makanan yang sedang disiapkan .Ketika makanan tersebut dihidangkan kepada sang
raja bukan mainnya takut juru masak .
Tapi ,apa yang
terjadi kemudian ?Setelah dihidangkan sang raja memakannya dengan lahap
.Sekonyong-konyong ,Raja berekor tertawa terbahak-bahak ,sambil berteriak keras
kepada Perdana Mentrinya .
“Perdana Mentri
panggil juru masak !”Perdana Mentri pun langsung memanggil juru masak dan
kembali menghadap sang raja bersama juru masak tak lama kemudian .
“Ampun Baginda
hamba datang ngadap ,”ujar Perdana mentri di ikuti juru masak .
‘Juru masak
!Nyaman benar kau masak sari ne ‘,rasenye lebe nyaman dari masakan nok
lauda-uda .Bahan ape nok kau masokkan de dalamnye ?tanyak raja berekor .
Ditanya
demikian ,juru masak gemetaran .mukanya pucat pasi .Keringat dingin mengucur
deras didahinya .
“Ampun, tuan
ku ,hamba masak macam biase sajak,ndak ade nok demasokan bang masakan itu
.semuenye bumbu masakan kan bahan nok ade dedapor kitelah.,”jawab juru
masak itu gemetaran .,”Akh ,ndak mungkin !” sergah sang raja .”cuba
terus terang ,pasti ade nik lebeh dari biase e,” sergah sang raja lagi.
Takut dengan raja,juru masak itu pun
dengan pasrah dan terbata-bata berujar,”seingat hamba,waktu mengiris
sayor,ujung tangan hamba teriris pisuk lalu bannyak keluar dara.Dara itu
tecampor kan bumbu tadik” jawab juru masak sambil gemetaran.
Mendengar
jawaban si juru masak,sang raja tersenyum sambil mengangguk-angguk kecil.Dalam
hatinya terbayang mungkin darah manusia di campur daging manusia lebih enak
rasanya.Hingga akhirnya muncul keinginan untuk memakan daging manusia.Sesaat
kemudian ia pun berkata kepada perdana mentri
“Perdana
Mentri,ngape kite ndak nyubak makan daging manusie sajak ?” Tanya raja
lagi.
“ Hamba,…ndak
sampai ati tuanku,” jawab Perdana Mentri ketakutan.
Di jawab
demikian,meledaklah kemarahan sang raja.Sambil menghunus pedang ia berteriak, “
turutek perinta aku ! kaluk ndak kau nok aku buno “
Akhirnya dengan
sangat terpaksa Perdana Mentri menuruti kehendak raja itu.Membunuh manusia
untuk di jadikan santapan raja.Korban pertamanya adalah juru masak.Rupanya
dugaan raja bengis itu benar.Ketika menyantap daging sang juru masak ia Nampak
merasakan kenikmatan tiada tara.
Sejak saat
itu,setiap hari,pasti ada rakyatnya yang di korbankan untuk di jadikan santapan
raja pemakan manusia itu.Semua jenis dan tingkatan umur di coba.Anak-anak,orang
dewasa,orang tua,laki-laki,maupun perempuan.Malahan terkadang dalam sehari
lebih dari satu orang yang menjadi korban.
Akibatnya,rakyat
semakin takut.Kerajaan pun semakin sepi.Semua rakyat berdiam diri di
rumah,menghindar agar tidak menjadi santapan raja.Akhirnya,rakyat yang semula
begitu banyak hari demi hari menjadi kian sedikit.Sementara para pembantu
istana tak berdaya mengatasi tabiat buruk raja yang buas dan kejam itu.
Satu saat,tanpa
di ketahui para hulu baling istana rakyat melarikan diri ke daerah
Belantu,Sijuk,Buding dan daerah lainya.Sedang yang belum melarikan diri dan
jumlahnya sangat sedikit,kemudian mendapat giliran menjadi santtapan
raja.Hingga akhirnya yang tertinggal hanya Sembilan orang
pembantu raja saja.Mengetahui rakyat nya sudah tak ada lagi di kerajaan,Raja
Berekor pun menjadi gelisah dan menanyakannya kepada Sembilan pembantu nya.Oleh
mereka di jawab bahwa,rakyat telahh habis dijadikan santapan raja.
Karena haus dengan daran dan daging
manusia,raja pun bermaksud memakan ke Sembilan pembantunya yang masih tersisa
di istana.Namun bagaimana caranya ? Segera la raja bengis ini memanggil ke
Sembilan pembantunya dan mengadakan seyembara yang terdiri dari dua buah teka
teki berbunyi : “ DELIPAT KEMBANG DELIKOR,DELIMA KEMBANG DELIKAM “
“ Barang
siape ndak dapat ngenjawabnye,kan aku buno.Untuk itu mikak kuberik waktu duak
ari untuk ngenjawabnye,” ungkap raja.
Mendapat seyembara
tersebut ke Sembilan pembantu raja itu segera bermusyawarah.Salah satunya
adalah pak Sikum.Orang tua ini sudah lama mengabdi pada kerajaan.Hingga ia tahu
persis keadaan kerajaan.Setelah bermusyawarah,ke Sembilan orang ini pun
akhirnya berhasil memecahkan teka teki tersebut.” DELIPAT KEMBANG
DELIKOR “ berarti berarti empat orang dimakan waktu lohor ( siang )
dan DELIMA KEMBANG DELIKAM berarti lima orang di makan waktu
malam.
Setelah
berhasil memecahkan teka-teki tersebut tiba-tiba pak Sikum berteriak,” Kite
harus ngadilek raje lalim itu “
Tapi,lanjut
dia,”kite ndak mungkin ngembunonye secare terang-terangen.Sebab die
sakti,die juak kebal kan senjate tajam.”
Menghadapi
kenyataan itu,semua yang hadir terdiam.Namun,tiba-tiba Pak Sikum teringat
sesuatu.” De istana ne tersimpan duak buah alu sakti terbuat dari kayu
simpor laki.Alu sakti itu la nok dapat ngembuno raje,” ujarnya setengah
berteriak.
Untuk
melaksanakan niatnya,Sembilan pembantu raja itu pun mencuri dua buah alu sakti
tersebut.Lalu,mereka menyususn rencana pembunuhan terhadap raja bengis
itu.Disepakati waktunya saat mereka menghadap raja ketika batas waktu yang di
berikan habis.
Batas waktu
yang di terapkan raja pun tiba.Ke Sembilan pembantu raja datang
menghadap.Namun,dari singgasananya,raja merasa kejanggalan pada para
pembantunya.Dua di antara mereka tidak membawa tombak seperti biasa,api membawa
alu.Hingga Raja Berekor menjadi agak sedikit curiga.
Masih
curiga,raja pun menanyakan apakah mereka sudah berhasil menjawab teka-teki yang
di ajukan nya dua hari lalu.
Pertanyaan raja
itu,secara berpantun di jawab Perdana Mentri,dengan membalikan teka-teki yang
di ajukan :
DELIPAT KEMBANG DELIKOR
DELIPAT KEMBANG DELIKAM
URANG LIMAK NGIBIT IKOR
URANG EMPAT SERETE NIKAM
Belum sempat,raja bereaksi pak Sikum,langsung membalas
pantun Perdana Mentri :
SAK DUA DAUN SIMPOR
KETIGE DAUN GENALU
URANG LIMAK NGIBIT IKOR
URANG DUA NGEMPOK KEN ALU
Mendengar
jawaban tersebut,sadarlah Raja Berekir bahwa pantun itu adalah siasat Sembilan
para pembantunya untuk membunuhnya.Seketika murkalah Raja Berekor.Ia bangkit
dari singgasananya,hingga tanpa di sadari ekornya turut keluar dari lobang
tempayan.
Begitu melihat
ekor sang raja keluar,serentak para pembantu raja itu menyerang.Lima orang
memegangi ekor,empat lainya masing-masing dua orang memukul kepala raja bengis
dan kejam itu dengan alu sakti dan menusuknya dengan keris.Akibatnya seketika
tubuh raja yang besar dan kekar itu pun tumbang bersimbah darah.Mayatnya,oleh
Sembilan pembantunya,di hanyutkan ke sungai.Dengan begitu tamatlah riwayat Raja
Berekor,pemangsa manusia yang begitu bengis dan kejam itu.
No comments:
Post a Comment