Merancang pembelajaran merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Pendekatan Culturally responsive teaching (CRT) memungkinkan guru untuk mengintegrasikan latar belakang budaya peserta didik ke dalam proses belajar, menciptakan lingkungan yang responsif dan adaptif, dengan menghargai keberagaman budaya peserta didik. Metode ini membantu mereka mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman pribadi, sehingga meningkatkan pemahaman dan keterlibatan dalam pembelajaran.
Pendekatan Culturally responsive teaching (CRT) juga mendorong sikap terbuka dan adaptif terhadap perbedaan, mengintegrasikan berbagai perspektif budaya dalam materi, serta melibatkan kolaborasi antara guru, murid, dan warga sekolah lainnya. Refleksi diri menjadi bagian penting dalam praktik ini, yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan akademis tetapi juga membentuk karakter murid yang toleran, menghargai perbedaan dan memiliki empati tinggi.
Dengan kata lain, pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan sebuah pendekatan yang mengutamankan sikap saling menghargai antara satu dengan yang lain, sehingga tercipta lingkungan belajar yang harmonis. Dan juga terdapat tujuan dari pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) :
a. memperkenalkan
keanekaragaman budaya kepada peserta didik
b. membantu
siswa menerima dan memperkuat identitas budaya
c. meningkatkan
prestasi belajar
d. menumbuhkan
sikap yang lebih aktif
e. membantu
guru memenuhi kebutuhan spesifik siswa
f. mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan siswa
Tantang yang dihadapi
seorang guru dalam menerapkan pembelajaran Culturally Responsive Teaching (CRT)
yaitu keterbatasan waktu dalam merancang dan menyesuaikan desain pembelajaran
yang ideal. Untuk mengatasi tantangan ini membutuhkan komitmen untuk terus
belajar dan beradaptasi.
No comments:
Post a Comment