Sunday, November 15, 2015

MEMBACA TELAAH ISI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipegunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulisan. Suatu proses dimana kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata secara individual akan dapat diketahui.
Dalam membaca dikenal jenis membaca telaah isi yang memiliki pengertian membaca dengan cara meneliti bahan yang tersedia dengan tidak mengesampingkan ketelitian, pemahaman, serta kekritisan dalam berpikir.

1.2   Rumusan Masalah
Dalam penulisan masalah mengenai membaca telaahisi bila kita tidak menetukan patokan-patokan yang jelas mengenai hal-hal yang akan kita bahas tentunya kita akan memperoleh kesulitan dalam mengembangkan makalah ini. Mengingat adanya keterbatasan dalam kemampuan penyusun dan demi terarahnya penyusunan makalah maka penyusun membatasi permasalahan pada hal-hal:

1.      Apakah yang dimaksud dengan membaca teliti ?
2.      Bagaimanakah membaca paragraf dengan pengertian?
3.      Bagaimanakah membaca pilihan yang lebih panjang?
4.      Bagaimanakah membuat catatan itu?
5.      Bagaimanakah membuat catatan dalam kelas?
6.      Bagaimanakah menelaah tugas?
7.      Apakah yang dimaksud dengan membaca pemahaman?
8.      Bagaimanakah standar kesastraan?
9.      Bagaimanakah resensi kritis?
10.  Bagaimanakah drama tulis?
11.  Bagaimanakah pola-pola fiksi?

1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah;
2.      Untuk mengetahui dan memahami membaca teliti;
3.      Untuk mengetahui danmemahami bagaimana membaca paragraf dengan pengertian;
4.      Untuk mengetahui dan memahami bagaimana membaca pilihan yang lebih panjang;
5.      Untuk mengetahui dan memahami bagaimana membuat catatan;
6.      Untuk mengetahui dan memahami bagaimana membuat catatan dalam kelas;
7.      Untuk mengetahui danmemahami bagaimana menelaah tugas;
8.      Untuk mengetahui danmemahami membaca pemahaman;
9.      Untuk mengetahui dan memahami bagaimana standar kesastraan;
10.  Untuk mengetahui danmemahami bagaimana resensikritis;
11.  Untuk mengetahui dan memahami bagaimana drama tulis;
12.  Untuk mengetahui dan memahami bagaimana pola-pola fiksi.

1.4Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang teoretis maupun praktis, antara lain:

1.      Manfaat Teoritis:
Sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari membaca telaah isi khususnya membaca teliti dan membaca pehaman.
2.      Manfaat Praktis:
Dapat memberikan bahan informasi dan menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan pembelajaran membaca.



BAB II
MEMBACA TELAAH ISI
(MEMBACA TELITI DAN PEMAHAMAAN)

Menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan  menangkap ide-ide yang tersirat dalam bacaan.
Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:
1.      Membaca teliti
2.      Membaca pemahaman
3.      Membaca kritis
4.      Membaca ide
Berikut ini akan dibicarakan dua diantaranya yaitu membaca teliti  dan membaca pemahaman.
2.1 Membaca Teliti
Membaca Teliti merupakan suatu kegiatan yang sama pentingnya dengan membaca sekilas sering kali kita perlu membaca teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti memerlukan keterampilan, antara lain:
1)      Survei yang cepat untukmemperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum;
2)      Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraph-paragraf untuk menemukan kalimat judul dan perincian-perincian penting; dan
3)      Menemukan hubungan setiap paragraph dengan keseluruhan tulisan atau artikel. (Tarigan H.G.1988 : 39)
2.1.1Membaca Paragraf dengan Pengertian
Paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (central thought). Pokok pikiran terkadang diekspresikan dalam suatu kalimat judul (topic sentences) pada awal paragraf. Tetapi ada pula pokok pikiran yang dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat. Oleh karena itu kita perlu melatih diri mengenal pokok pikiran dalam paragraf serta melihat bagaimana caranya paragraf mengembangkan pikiran tersebut. Beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengembangkan pokok pikiran suatu paragraf, antara lain:
  1. dengan mengemukakan alasan-alasan;
  2. dengan mengutarakan perincian-perincian;
  3. dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh;
  4. dengan memperbandingkan atau mempertentangkan dua hal ( Albert [et al] 1961a : 35).
Dalam pengembangan pokok pikiran dalam suatu paragraf yang harus diperhatikan adalah walaupun kebanyakan paragraf tidak tersusun sejelas contoh, namun semua paragraph yang baik memiliki suatu organisasi yang dapat dikenal. Berikut ini beberapa contoh dari setiap cara pengembangan pikiran pokok sesuai ketentuan diatas.
1.      Pengembangan Paragraf dengan Mengemukakan Alasan
Pada contoh paragraf berikut ini, kita bisa melihat bahwa pokok pikiran dinyatakan dengan jelas dalam suatu kalimat judul (yang dicetak miring). Perhatikan cara penulis mengembangkan pokok pikiran dengan mengemukakan alasan-alasannya:
Ada beberapa alasan mengapa saya memilih bahasa Simalungun sebagai bahan disertasi saya. Pertama, penelitian mengenai bahasa Simalungun masih sangat langka. Kedua, bahasa Simalungun merupakan jembatan penghubung antara bahasa-bahasa Batak Utara dengan Bahasa-bahasa Batak Selatan. Ketiga, … (Henry Guntur Tarigan 1979 ; 40)
Kita dengan mudah dapat menemukan organisasi paragraf tanpa menemui kesulitan. Inilah kerangka paragraph tersebut:
Pikiran pokok: Saya memilih bahasa Simalungun sebagai bahan disertasi.
A.    Penelitian mengenai bahasa Simalungun masih sangat langka
B.     Bahasa Simalungun merupakan jembatan penghubung (antara bahasa-bahasa Batak Utara dengan bahasa-bahasa Batak Selatan)

2.       Pengembangan Paragraf dengan Mengutarakan Perincian
Apabila pokok pikiran suatu paragraf merupakan suatu pernyataan yang memerlukan suatu penjelasan atau keterangan, maka penulis yang baik akan mengutarakan perincian-perincian yang membuat keterangan itu menjadi jelas dan lengkap. Perhatikan paragraf berikut ini yang dikembangkan dengan cara mengutarakan perincian-perincian untuk menunjang pikiran pokok:
Pendidikan yang ditempuhnya penuh pengorbanan dan tanpa pamrih selama bertahun-tahun, baik itu didalam maupun diluar negeri dengan bermodalkan tekad dan cita-cita yang luhur, mengangkat harkat dan mertabat keluarganya ke tingkat yang lebih tinggi dan lebih mulia dimata masyarakat. Betapa tidak, suatu keluarga miskin, golongan rendah, maju dalam pendidikan. Dari enam orang anak, satu sudah menjadi sarjana ... (Victor Hage “Otobiografi”).
3.      Pengembangan Paragraf dengan Mengetengahkan Contoh
Dalam penilisan paragraf, seorang penulis seringkali menerangkan kalimat judul dengan menggunakan contoh untuk menjelaskan apa yang ia maksudkan. Perhatikan contoh paragraf  berikut:
Bahkan orang awam yang berasal dari desa yang jauh dari pedalaman sekalipun tahu menghargai bahasa mereka. Mereka meghargai serta mempertahankan kelangsungan hidup serta keaslian bahasa mereka. Mereka memepunyai suatu standar keaslian, yaitu Sahap Simalungun Sinraya “Bahasa Simalungun Raya”.
Inilah suatu ilustrasi yang memperlihatkan bagaimana Sahap Simalungun.
4.      Pengembangan Paragraf dengan Perbandingan atau Pertentangan

Cara lain yang bisa digunakan untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf yaitu dengan perbandingan atau pertentangan dengan komparasi atau kontras. Penbaca hendaknya menyadari fungsi dari komparasi sangat penting terutama sebagai suatu penjelasan terhadap pernyataan umum kalimat judul. Pembaca harusl ahmenghindarkan diri dari keasyikan terhadap fakta-fakta serta perincian-perincian yang disajikan oleh penulis yang justru menghilangkan hal yang sebenarnya hendak dilikuskan penulis.
2.1.2 Membaca Pilihan yang Lebih Panjang
Apabila kita sudah bias membaca suatu paragraf dengan tepat, kita tidak akan menghadapi kesulitan dalam menghubungkan bab atau artikel yang memuat paragraf tersebut. Seperti juga halnya kalimat-kalimat yang mengembangkan pokok pikiran suatu paragraf, suatu paragrafpun turut menunjang dalam pengembangan pokok pikiran keseluruhan bab atau artikel. Kemampuan untuk menghubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhan tulisan sangat penting dalam membaca teliti. Begitu pula kemampuan untuk membeda-bedakan, antara paragraf-paragraf yang memuat serta menyajikan ide-ide pokok atau ide-ide utama dengan paragraf yang semata-matahanyamengurai atau menerangkan ide-ide dalam paragraf-paragraf terdahulu (Albert [et al] 1961a : 44)
2.1.3 Membuat Catatan
Sebagai tambahan terhadap nilai catatan-catatan itu sendiri, proses actual pembuatan catatan membantu kita dalam beberapa hal antara lain:
a) Menolong kita memahami apa yang kita baca atau apa yang kita dengan
b) Membuat kita terus-menerus mencari fakta-fakta dan ide-ide yang penting
c) Membantu ingatan kita. Mencatat fakta-fakta serta ide-ide yang penting akan menanamkan kesan yang mendalam pada ingatan kita.

1. Mengenai Bacaan
Catatan yang dibuat bisa berdasarkan bacaan yang kita baca ataupun berdasarkan penjelasan atau paparan yang kita dengar. Mengenai Bacaan Apabila kita ingin membuat catatan mengenai bahan yang kita baca hendaknya memperhatikan hal-halsebagai berikut:
a.       Bacalah sekilas seluruhkutipan atau pilihan sebelummembuat catatan
b.      Tentukan hal-hal apa yangperlu kita catat ( hal yangmendetil atau ide-idepentingnya saja)
c.       Butlah catatan denganmenggunakan kata-kata sendiri
d.      Kembangkanlah system-sistem sendiri mengenaipenyingkatan dan pemenggalan kata-kata
e.       Apabila mengutip sesuatupakailah tanda kutipan.
f.       Buatlah catatan yangjelas dan singkat
Periksa kembali apakah catatan tentang hal-hal yang penting tidak terlewatkan.

2.Menandai Buku
Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan dalam menandai buku :
a)      Menggaris bawahi hal-hal yang penting, penatataan utama serta yang memberikan dorongan
b)      Memberi tanda-tanda bintang atau asterisk pada halaman pinggir
c)      Memberi angka-angka pada halaman pinggir
d)     Membubuhkan  nomor halaman lain pada pinggir
e)      halaman
f)       Melingkari kata-kata ataufrase yang dianggap penting
g)      Menulis serta membuatcatatan pada pinggir halaman.

2.1.4 Dalam kelas
Apabila kita sedang dalam lingkungan kelas infornasi yang disampaikan oleh  pendidik tidak ada dalam buku. maka hal yang harus kita lakukan adalah dengan cara mencatat hal-hal yang kita perlukan. Hal-hal yang bisa menolong kita dalam membuat catatan antaralain :
1.      Jangan mencatat semua hal yang diucapkan oleh pembicara
2.      Dengarkanlah isyarat-isyarat yang diberikan yang menandakan bahwa suatu kata atau frase itu penting
3.      Apabila ketinggalan dalam mencatat maka tinggalkan spasi dalam catatan dan lanjutkan mencatat
4.      Secepat mungkin sesuai pelajaran di kelas itu perhatikan kembali seluruh catatan tersebut intuk memasukan serta menanamkan fakta-fakta serta ide-ide yang penting kedalam ingatan dan pikiran serta memperbaiki atau pun menambahi hal-hal yang penting terhadap catatan yang telah di buat.

2.1.5 MenelaahTugas
Agar siswa bisa lebih memahami apa saja yang disampaikan pendidik serta menyelesaikan tugas dengan baik, maka perlu dibiasakan belajar dengan cara SQ3R yaitu Survey, Question,Read, Recite, Review. Apabila kita mempraktikan metode ini maka kita bisa menyelesaikan tugas dalam waktu yang singkat dan juga bisa memperoleh hasil yang baik. Berikut ini penjelasan mengenai metode SQ3R :
1.      Survey (PenelitianPendahuluan) Hal yang bisakita lakukan yaitu dengan cara memeriksakeseluruhan judul-judul, subjudul, bab utama. Tidak lupa juga perhatikan organisasi bab tersebut. Baca secara sekilas paragraph pertama. Bacalah sekilas paragraf terakhir yang mungkin saja merupakan ringkasan yang berharga.
2.      Question (Tanya)Apabila kita membaca untuk bisa memperoleh jawaban daripertanyaan yang sudah kita miliki biasanya kita akan lebih teliti serta berhati-hati dalammembaca baik itu kalimat maupun kata oleh sebab itu siapkanlah beberapa pertanyaan sebelum kita akan membaca.
3.      Read (Baca)Bacalah paragraph demi paragraf dengan seksama,karena setiap paragraf memiliki pokok pikiran yang bisa kita peroleh dengan cara-cara yang sudah kita jelaskan sebelumnya.
4.      Recite (Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri) apabila kita sudah membaca dengan teliti maka ingatlah kembali isi bacaan yang kita baca. kemudian, ingatlah bab per bab yang terpenting atau juga kata kunci dari hal-hal yang terpenting kemudian bila kita sudah bisa memahaminya cobalah menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata kita sendiri berdasarkan atas apa yang sudah kita baca dan pahami.
5.      Review (TinjauKembali) Periksa kembali bahan yang sudah kita baca dengan cara melihat judul, gambar, diagram. Tinjau kembali pertanyaan, dan saran-saran studi lainnya.
2.2 Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman atau(reading forunderstanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami hal-hal berikut :
2.2.1 Standar-standar atau norma-norma kesastraan (literarystandards)
Penulis kreatif dalam bidang fiksi, drama, puisi, biografidll. Memiliki beberapa pengalaman hidup yang hendak disampaikan kepada pembacanya. Pengarang ingin agar kita merasakan apa yang telah dirasakannya mengenai emisi yang sering dijumpainya,dia ingin agar kita bisa memahami kekuatan fakta danvisi kebenaran yang telah dilihatnya serta dirasakannya. Para seniman kreatif sangat peka terhadap kekuatan serta keindahaan kata-kata. Ia sadar akan seluk-beluk serta kepelikannya memahami aneka rona konotasi kata. Perlu diketahui bahwa tidak semua aspek seni sastra kreatif muncul serta terlihat pada setiap penggal karya sastra, untuk itu kesusastraan dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
a. Puisi atau prosa
b. Fakta atau fiksi
c. Klasik atau modern
d. Subjektif atau objektif
e. Eksposisi atau normative

2.2.2Resensi kritis (criticalreview)
Ditinjau dari segi batas kemampuan kita sebagai manusia, tidaklah mungkin membaca semua buku dan artikel yang baik setiap harinya. Agar bisa tetap memperoleh informasi tentang apa yang dipikirkan serta yang ditulis dalam kehidupan orang-orang besar dalam kehidupan maka seseorang dapat membaca resensi-resensi kritis mengenai fiksi mauksi. Tulisan singkat seperti itu,yang biasanya dapat dibaca beberapa menit, memiliki beberapa menfaat antaralain :
  1. Mengetengahkan komentar-komentar mengenai kesegaran eksposisi atau cerita, memberikan pertimbangan serta penilaian betapa baiknya tugas tersebut dilaksanakan, dipandang dari segi maksud dan tujuan pengarang
  2. Mengutarakan komentar-komentar mengenai gaya, bentuk, serta nilai atau manfaat kesastraan umum bagian tersebut
  3. Memberikan suatu rangkuman pandangan,pendirian, atau point of view
d.  Mengemukakan fakta-fakta untuk menunjang pertinbangan dan penilaian serta analisasi dengan cara mengutip atau menunjukan secara langsung pada karakter-karakter, situasi-situasi, yang ada dalam artikel atau buku.

2.2.3 Drama tulis (printeddrama)
Ada dua cara untuk menikmati sandiwara\drama. Yang pertama dalam tingkatan aksi primitive,dalam hal ini penonton mengalami getaran ketegangan, kekejaman,sehingga menimbulkan keinginan untuk melihat bagaimana hal itu dikeluarkan dan diperankan. Pada tingkatan selanjutnya yaitu pada tingkatan individual yang bersifat interpretative,dalam hai ini pembaca dapat menarik kesimpulan,memvisualisasikan tokoh-tokoh, memproyeksikan akibat-akibat, serta mengadakan interpretasi ketika ia membaca serta membawa kesempurnaan pengalamannya pada bacaan yang ia baca.Apabila pembaca sudah memahami serta mengkritisi drama maka ia akan bisa mengerti beberapa hal antaralain sebagai berikut:
a.      Prinsip kritik drama
Pada abad ke-18 seorang dramawan Jerman yang bernama Goethe memformulasikan tiga prinsip kritik drama, yang sangat terkenal dalam bentuk pertanyaan yang dikenal dengan “Prinsip Goethe” adalah sebagai berikut :
a)      Apakah yang hendak dilakukan oleh seniman?
b)      Betapa baiknya ia melakukan hal itu?
c)      Bermanfaatkah hal itu dilakukan?
Apabila kita berusaha menjawab pertanyaan yang pertama kita akan menghadapi fakta-fakta. Kita akan sampai pada jawaban-jawaban factual terhadap pertanyaan-pertanyaan yang lain yangtimbul apabila kita menjawab pertanyaan kedua kita akan mempertimbangkan betapa baikkah sang seniman telah memanfaatkan unsur-unsur drama serta telah memadunya menjadi suatu keseluruhan yang artistik dan efektif Sedangkan apabila kita menjawab pertanyaan yang ketiga maka kita akan bisa mengemukakan pendapat kita.
Apabila kita sudah menjawab pertanyaan pertama dan kedua dengan baik maka kita akan dengan mudahnya menjawab pertanyaan yang ke tiga.
b. Unsur-unsur Drama
Unsur yang termasuk kedalam unsur drama antara lain:
a)      Plot;
b)      Karakterisasi;
c)      Dialog.

c.Jenis - jenis Drama
Bila kita mencermati jenis lakon kita akan mendapati lakon yang serius, dan lakon yang ringan. Berangkat dari hal tersebut maka lakon dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :
  a) Tragedi
Tragedy adalah sejenis drama yang mempunyai cirri sebagai berikut:
a.       Sebuah lakon sedih yang bercerita mengenai suatu subjek serius;
b.      Seorang pahlawan atau pelaku utama haruslah seseorang yang memiliki rupa atau pesona yang memiliki sifat-sifat seperti pahlawan;
c.       Emosi merupakan dasar pada lakon itu.
               b) Komedi
Komedi memiliki ciri sebagai berikut:
a.       Lakon ini mungkin mengenai subjek yang serius maupun subjek yang ringan, tapi    memperlakukan  subjeknya  pada taraf dan nada yang ringan;
b.      Lakon ini mengenaiperistiwa-peristiwa yangbertaraf, baik itu basar maupun kecil  memiliki kemungkinan untuk terjadi;
c.       Apa-apa yang muncul daritokoh bukan dari situasi;
d.      Gelak tawa yang ditimbulkan oleh lakon merupakan gelak tawa yang bijaksana.
               c) Melodrama
Sebuah melodrama memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Menampilkan suatu objek yang serius
b.      Memiliki unsur kesempatan dan kebetulan
c.       Emosi atau rasa kasihan yang timbul cenderung ke arah sentimental
d.      Seorang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangannya
    d) Farce
Farce memiliki ciri sebagai berikut :
a.       Peristiwa maupun lakonbisa muncul maupun tidak
b.      Menimbulkan kelucuan yang tidak karuan
c.       Bersipat episodic
d.      Segala yang terjadi muncul dari situasi bukan dari tokoh

2.2  Pola-pola fiksi ( patterns of fiction)
Agar kita dapat memahami pola-pola fiksi dengan sebaik-baiknya, kita harus terlebih dahulu memahami pengartian fiksi, perbedaannya dengan Nonfiksi, unsur-unsurnya dan jenis-jenisnya.

1.      Pengetian fiksi
Fiksi merupakan penyajian atau presentasi seorang pengarang memandang hidup. Penulis mempunyai ide-ide mengenai kehidupan, sekalipun dia mungkin tidak pernah bersusah payah menyatakan ide-ide tersebut pada dirinya sendiri dalam istilah-istilah umum. Maka dari itu fiksi bisa dikatakan merupakan suatu istilah yang dipergunakan untuk membedakan uraian yang tidakbersifat historis dari uraian yang bersifat historis, dengan penunjukan khusus atau penekanan khusus pada segi sastranya. ( Brooks, Purser and Warren , dari Tarigan 1979 : 76)

2.      Fiksi dan Nonfiksi

Perbedaan yang utama yang membedakan antara fiksi dengan non fiksi terletak pada tujuan. Maksud dan tujuan pada narasi yang non-fiksi, seperti sejarah, biografi, berita dan lain-lain. Bertujuan untuk menciptakan kembali apa yang telah terjadi secara actual. Atau kita juga bisa mengatakan bahwa cerita non fiksi bersifat aktualis sedangkan cerita fiksi bersifat realitas.

3.      Unsur-unsur Fiksi

Dalam penulisan sebuah fiksi, perlu diperhatikan prinsip-prinsip teknis sebagai berikut :
a.       Permulaan dan eksposisi
b.      Deskripsi dan latar(Suasana)
c.       Pilihan dan saran
d.      Saat penting
e.       Puncak, klimaks
f.       Pertentangan, konflik
g.      Rintangan, komplikasi
h.      Pola atau model
i.        Kesudahan
j.        Tokoh dan aksi
k.      Pusat minat
l.        Pusat tokoh
m.    Pusat narasi
n.      Jarak   
o.      Skala
p.      Langkah  (brooks and warren 1959 : 644-648)
Beberapa istilah yang sering kita temui dalam  cerita fiksi antara lain:
1) Tema
Tema merupakan dasar tujuan penulis melukiskan watak para pelaku dalam cerita. Tema tidaklah dijelaskan secara eksplisit oleh pengarang tetapi pembaca bisa memahami maksud serta tujuan penulisan cerita setelah ia selesai membaca cerita.
2) Plot
Istilah lain yang digunakan untuk memaknai plot adalah trap yang memiliki makna struktur gerak atau laku dalam fiksi maupun drama. Suatu fiksi haruslah bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu pertengahan, menuju suatu akhir. Dalam istilah sastra lebih dikenal dengan istilah eksposisi, komplikasi, dan resolusi.
3) Pelukisan watak
Dalam sebuah cerita fiksi tentulah dikenal tokoh yang berperan dalam cerita. Ada beberapa cara yang bias dilakukan oleh pengarang untuk melukiskan tokoh antara lain :

a) Melukiskan bentuk lahir tokoh
b) Melukiskan jalan pikiran tokoh
c) Melukiskan bagaimana reaksi tokoh terhadap keadaan sekelilingnya
d) Pengarang dengan langsung menganalisis watak tokoh
e) Pengarang melukiskan keadaan di sekeliling tokoh
f) Pengarang melukiskan pandangan tokoh terhadap tokoh lain
g) Perbincangan antar tokoh
4. Jenis- Jenis Fiksi
1)      Berdasarkan bentuk yaitu:
a.    Novel
b.   Novelette
c.    vignette
d.   cerita singkat
          2)   Berdasarkan isi yaitu:
a.       Impresionisme, berarti pemberian kesan-kesan panca indra dengan tidak melupakan sesuatu bentuk yang tertentu, atau penjelmaan fikiran, perasaan dan bentuk-bentuk dengan cara sendirian (sugesti) dan bukan dengan penjelasan sepenuhnya.
b.      Romantic, adalah cara mengarang yang mengedialisasikan penghidupan dan pengalaman manusia, yang meletakan tekanan yang lebih berat pada apa-apa yang lebih baik, lebih enak, lebih indah dalam penghidupan dan pengalaman manusia.
c.       Realisme,  adalah cara menulis yang hanya memperhatikan menifestasi jasmani (materi) yang kelihatan dari luar, dari penghidupan, hanya memperhatikan simptone dan bukan sebab penghidupan. Realis memenulis apa yang dilihat hanya menulis kenyataan-kenyataan yang kelihatan tidak boleh lebih atau kurang.
d.      Sosialis-realisme, cara melukiskan penghidupan yang materialistis dan dangkal berdasar pada dogma. Marxisme tentang sejarah dan masyarakat. Menurut pengertian ini manusia adalah suatu kesatuan ekonomis yang dikuasai oleh alam sekitar. Manusia terikat pada alam jasmani dan benda materialistis, dan tujuan hidupnya yang tertinggi adalah mencapai perubahan – perubahan kebendaan di atas dasar kepunyaan dan susunan masyarakat. Di  sini kehidupan rohani tidak di acuhkan, dan intelek manusia diakuihanya sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan kebendaan.
e.       Realisme sebenarnya, cara menulis yang berusaha sekuat daya menunjukan pemandangan kesatuan yang utuh, yang melukiskan gambaran bulat tentang manusia serta hubungannya dengan dunia tempatnya hidup dan bekerja. Pendek kata: melukiskan kenyataan jasmani dan kenyataan rohani serta harmonis dan logis.
f.       Naturalisme, suatu cara menulis yang melukiskan dengan cermat dan teliti apa yang dapat dilihat, dirasa, oleh panca indra. Umumnya kedalam golongan ini dimasukan para pengarang yang terutama memusatkan perhatian kepada alam benda, kepada manifestasi kebendaan dari kehidupan manusia. Manusia sebagai mahluk dalam alam, dengan hasrat-hasrat serta kekurangan-kekurangan kemanusiaannya. Aliran ini  muncul sebagai reaksi terhadap aliran romantic. Pengarang naturalis yang terkenal adalah Zola, yang terus terang menggambarkan kehidupaan seksual manusia. Bagi Zola, dunia yang nyata inilah satu-satunya dunia.
g.      Ekspresion, dalam aliran ini semua menyembur, memancar dari dalam jiwa pengarang sendiri. Dalam ekspresionisme alam benda beserta bentuk-bentuk kebendaanya dikalahkan oleh alam jiwa dan manifestasi-manifestasi kejiwaan. Perbedaanya dengan aliran realisme dan naturalisme ialah bahwa pengarang sedapat mungkin berdiri di luar pagar, tidak mencampuradukan perasaannya dengan para pelaku dalam karangannya.
h.      Simbolisme, dalam fiksi banyak dipergunakan simbol-simbol. Sebuah symbol adalah sebuah benda, sesuatu yang kongkrit. Warna kejadian alam, dan lain-lain, dapat dipergunakan melambangkan kehidupan atau perasaan manusia, melambangkan kematian, kemelaratan, kesedihan, kebahagiaan, cinta, kejahatan, dendam, dan sebagainya. Kalau symbol itu dijalin dan disusun dalam cerita, maka sering di sebutkan berulang-ulang oleh sang pengarang, di dorongkan ketengah-tengah perhatian para pembaca. Pun symbol tersebut dapat pula merupakan sesuatu yang dikandung oleh seluruh isi cerita. Cerita-cerita seperti ini biasa di sebut cerita yang beraliran simbolisme. (Tarigan; 1978b : 49-53).


BAB III
Simpulan

                Berdasarkan hasil  rangkuman materi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Membaca teliti adalah suatu kegiatan membaca yang sering kali kita lakukan apabila kita perlu membaca teliti bahan-bahan bacaan yang kita sukai. Dalam kegiatan membaca teliti dituntut sukai. Dalam kegiatan membaca teliti dituntut suatu pemutaran atau perbalikan pendidikan yang menyeluruh.

2.      Membaca pemahaman atau (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memperoleh informasi serta untuk memahami :
a.       Standar-standar atau norma-norma kesusastraa (literary standards)
b.      Resensikritis (critical review)
c.       Drama tulisan (printed drama)
d.      Pola-polafiksi (patterns of fiction)


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi.2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Sudarso.1994. Sistem membaca Cepat dan efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tarigan, Henry Guntur.1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa

No comments:

Post a Comment