a.
Pengertian Model Skemata-Kritis
Dalam membangun kegiatan pembelajaran yang
aktif, kreatif, inovatif dan berbobot pendidik harus pandai menentukan model yang akan dipilih untuk menyampaikan materi
pembelajaran.
Model pembelajaran merupakan suatu rencana yang digunakan untuk membentuk kurikulum,
merancang bahan-bahan pembelajaran di kelas. Supaya dapat membuat siswa lebih
aktif dalam pembelajaran, perlu adanya model pembelajaran untuk menunjang
kegiatan pembelajaran di kelas.
Model salah satu jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Melalui model pendidik dapat
membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir
dan mengekspresikan ide. Cara
seorang pendidik yang dipergunakan dalam mengajar agar proses transfer ilmu
berjalan dengan mudah sehingga peserta didik menjadi lebih paham. Model skemata-kritis
merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang layak untuk
diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Tim Depdiknas (2008, hlm.
10) mengatakan, “Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang
tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan penjelasan
Depdiknas di atas penulis mengulas bahwa metode adalah cara yang cocok
digunakan untuk membantu pendidik dan peserta didik agar tujuan awal
pembelajaran tercapai.
Agus Suprijono (2010, hlm.
46) mengatakan, “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”.
Berdasarkan penjelasan Agus
Suprijono di atas penulis mengulas bahwa model pembelajaran adalah pedoman yang
digunakan oleh pendidikan untuk merencanakan pembelajaran di kelas maupun
diluar kelas.
Abidin (2012, hlm. 173)
mengatakan, “Metode merupakan cara atau strategi yang biasa dilakukan dalam
proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode, pembelajaran akan berjalan
lebih menarik dan disukai oleh siswa”.
Berdasarkan penjelasan
Abidin di atas penulis mengulas bahwa dengan menggunakan metode, pembelajaran
akan berjalan lebih menarik dan disukai oleh siswa. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode skemata-kritis.
Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulakan bahwa model skemata-kritis merupakan suatu model
pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan menceritakan kembali isi teks biografi sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Dengan menggunakan model skemata-kritis, pendidik
dituntut untuk mampu menguasai tahap-tahap pembelajaran model.
b.
Langkah-langkah Model Skemata-Kritis
Langkah-langkah pembelajaran
disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan.
Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam
keberhasilan siswa dalam menguasai pembelajaran. Dengan kegiatan pembelajaran
yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi yang
diberikan. Dalam kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Huda (2014, hlm. 73)
mengatakan, “Model-model pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu,
pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berpikir, studi nilai-nilai
sosial, dan sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam
tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu”.
Berdasarkan penjelasan Huda
di atas penulis mengulas bahwa model pengajaran disusun memiliki tujuan yang
membantu pendidik dan peseta didik dalam proses pembelajaran aktif.
Abidin (2012, hlm. 174) mengatakan,
“Setiap pembelajaran tentu membutuhkan langkah-langkah. Langkah-langkah
merupakan skenario yang dilakukan guru di kelas agar pembelajaran dapat
berjalan dengan baik. Dengan adanya langkah-langkah dalam pembelajaran maka
situasi belajar di kelas bisa berjalan dengan baik dan menarik”. Langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Guru membentuk kelompok yang
masing-masing terdiri dari 4 orang;
2) Guru memberikan wacana
sesuai topik pembelajaran;
3) Siswa bekerja sama saling
menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis
pada lembaran kertas;
4) Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok;
5) Guru memberikan penguatan;
dan
6) Guru dan siswa bersama-sama
membuat kesimpulan.
Berdasarkan penjelasan
Abidin di atas penulis mengulas bahwa guru membentuk kelompok terlebih dahulu,
memberikan topik tentang pembelajaran, siswa mempersentasikan hasil diskusi dan
guru bersama siswa menyimpulkan.
Huda (2014, hlm. 43)
mengatakan, “Guru yang mengikuti model pembelajaran akan membuat rencana
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan usia”.
Berdasarkan penjelasan Huda
di atas penulis mengulas bahwa guru yang menggunakan model pembelajaran yang
sesuai mampu menciptakan proses belajar mengajar menjadi sesuai dengan usia.
Berdasarkan uraian tersebut
penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah merupakan pedoman bagi pendidik dan
peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menerapkan pembelajaran
ini diharapkan membantu memudahkan pendidik dalam menerapkan model pembelajaran
yang sesuai dan tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran model
skemata-kritis diharapkan proses belajar mengajar menjadi aktif.
c.
Kelebihan dan Kekurangan Model Skemata-Kritis
Dalam proses belajar di kelas
tentunya membutuhkan model yang tepat. Model skemata-kritis merupakan salah
satu model yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Tapi tidak jarang model yang
digunakan itu tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana karena model memiliki
kelebihan dan kelemahan.
Huda (2014, hlm. 76) mengatakan,
“Model-model pengajaran memberi kesempatan kepada guru untuk mengadaptasikannya
dengan lingkungan ruang kelas yang mereka huni. Hanya guru yang kreatif,
fleksibel dan cerdas yang dapat memperoleh keuntungan maksimal dari model-model
pengajaran”.
Berdasarkan penjelasan Huda
di atas penulis mengulas bahwa guru sebagai pengajar dalam memilih model-model
pengajaran harus kreatif, fleksibel dan cerdas agar nantinya memperoleh
keuntungan, karena disetiap model-model pengajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Abidin (2012, hlm. 174)
mengatakan keunggulan dan kelemahan metode skemata-kritis adalah sebagai
berikut.
Skemata amat tepat untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam kalimat dalam sebuah teks;
1) Guru mendominasi kelas;
2) Siswa termotivasi pada hasil
secara teliti, karena bekerja dalam kelompok;
3) Para siswa dapat memahami
makna soal dan saling mengecek pekerjaannya; dan
4) Membantu siswa yang lemah.
Sementara kelemahannya yaitu
:
1) Pada saat persentasi hanya
siswa yang aktif tampil; dan
2) Tidak semua siswa bisa
mengerjakan soal dengan teliti.
Berdasarkan penjelasan
Abidin di atas penulis mengulas bahwa setiap model pembelajaran memiliki
kelebihan dan kekurangan, sama dengan model skemata-kritis memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Huda (2014, hlm. 43)
mengatakan, “Guru yang mengikuti model pembelajaran akan membuat rencana
pembelajaran yang dianggap sesuai dengan usia”.
Berdasarkan penjelasan Huda
di atas penulis mengulas bahwa guru yang menggunakan model pembelajaran yang
sesuai mampu menciptakan proses belajar mengajar menjadi sesuai dengan usia.
Berdasarkan uraian tersebut
penulis menyimpulkan bahwa model skemata-kritis mempunyai kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembelajaran. Model ini adalah salah satu model
inovatif yang mendorong peserta didik lebih aktif berekspresi dan lebih aktif
menceritakan kembali isi teks biografi.
No comments:
Post a Comment