Tuesday, December 26, 2017

Model Skemata-Kritis

a.     Pengertian Model Skemata-Kritis
Dalam membangun kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan berbobot pendidik harus pandai menentukan model yang akan dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu rencana yang digunakan untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran di kelas. Supaya dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, perlu adanya model pembelajaran untuk menunjang kegiatan pembelajaran di kelas.
Model salah satu jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melalui model pendidik dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. Cara seorang pendidik yang dipergunakan dalam mengajar agar proses transfer ilmu berjalan dengan mudah sehingga peserta didik menjadi lebih paham. Model skemata-kritis merupakan salah satu model pembelajaran yang inovatif yang layak untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Tim Depdiknas (2008, hlm. 10) mengatakan, “Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan penjelasan Depdiknas di atas penulis mengulas bahwa metode adalah cara yang cocok digunakan untuk membantu pendidik dan peserta didik agar tujuan awal pembelajaran tercapai.
Agus Suprijono (2010, hlm. 46) mengatakan, “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”.
Berdasarkan penjelasan Agus Suprijono di atas penulis mengulas bahwa model pembelajaran adalah pedoman yang digunakan oleh pendidikan untuk merencanakan pembelajaran di kelas maupun diluar kelas.
Abidin (2012, hlm. 173) mengatakan, “Metode merupakan cara atau strategi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode, pembelajaran akan berjalan lebih menarik dan disukai oleh siswa”.
Berdasarkan penjelasan Abidin di atas penulis mengulas bahwa dengan menggunakan metode, pembelajaran akan berjalan lebih menarik dan disukai oleh siswa. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode skemata-kritis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulakan bahwa model skemata-kritis merupakan suatu model pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menceritakan kembali isi teks biografi sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Dengan menggunakan model skemata-kritis, pendidik dituntut untuk mampu menguasai tahap-tahap pembelajaran model.

b.       Langkah-langkah Model Skemata-Kritis
Langkah-langkah pembelajaran disusun untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diberikan. Langkah-langkah pembelajaran merupakan hal yang sangat menentukan dalam keberhasilan siswa dalam menguasai pembelajaran. Dengan kegiatan pembelajaran yang disusun dengan tepat siswa akan lebih mudah menguasai materi yang diberikan. Dalam kegiatan pembelajaran, harus diperkirakan bagaimana keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Huda (2014, hlm. 73) mengatakan, “Model-model pengajaran dirancang untuk tujuan-tujuan tertentu, pengajaran konsep-konsep informasi, cara-cara berpikir, studi nilai-nilai sosial, dan sebagainya dengan meminta siswa untuk terlibat aktif dalam tugas-tugas kognitif dan sosial tertentu”.
Berdasarkan penjelasan Huda di atas penulis mengulas bahwa model pengajaran disusun memiliki tujuan yang membantu pendidik dan peseta didik dalam proses pembelajaran aktif.
Abidin (2012, hlm. 174) mengatakan, “Setiap pembelajaran tentu membutuhkan langkah-langkah. Langkah-langkah merupakan skenario yang dilakukan guru di kelas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya langkah-langkah dalam pembelajaran maka situasi belajar di kelas bisa berjalan dengan baik dan menarik”. Langkah-langkah sebagai berikut.
1)      Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 orang;
2)      Guru memberikan wacana sesuai topik pembelajaran;
3)      Siswa bekerja sama saling menemukan ide pokok kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana yang ditulis pada lembaran kertas;
4)      Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok;
5)      Guru memberikan penguatan; dan
6)      Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan.

Berdasarkan penjelasan Abidin di atas penulis mengulas bahwa guru membentuk kelompok terlebih dahulu, memberikan topik tentang pembelajaran, siswa mempersentasikan hasil diskusi dan guru bersama siswa menyimpulkan.
Huda (2014, hlm. 43) mengatakan, “Guru yang mengikuti model pembelajaran akan membuat rencana pembelajaran yang dianggap sesuai dengan usia”.
Berdasarkan penjelasan Huda di atas penulis mengulas bahwa guru yang menggunakan model pembelajaran yang sesuai mampu menciptakan proses belajar mengajar menjadi sesuai dengan usia.
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa langkah-langkah merupakan pedoman bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menerapkan pembelajaran ini diharapkan membantu memudahkan pendidik dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran model skemata-kritis diharapkan proses belajar mengajar menjadi aktif.

c.     Kelebihan dan Kekurangan Model Skemata-Kritis
Dalam proses belajar di kelas tentunya membutuhkan model yang tepat. Model skemata-kritis merupakan salah satu model yang menuntut peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Tapi tidak jarang model yang digunakan itu tidak bisa berjalan sesuai dengan rencana karena model memiliki kelebihan dan kelemahan.
Huda (2014, hlm. 76) mengatakan, “Model-model pengajaran memberi kesempatan kepada guru untuk mengadaptasikannya dengan lingkungan ruang kelas yang mereka huni. Hanya guru yang kreatif, fleksibel dan cerdas yang dapat memperoleh keuntungan maksimal dari model-model pengajaran”.
Berdasarkan penjelasan Huda di atas penulis mengulas bahwa guru sebagai pengajar dalam memilih model-model pengajaran harus kreatif, fleksibel dan cerdas agar nantinya memperoleh keuntungan, karena disetiap model-model pengajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Abidin (2012, hlm. 174) mengatakan keunggulan dan kelemahan metode skemata-kritis adalah sebagai berikut.
Skemata amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam kalimat dalam sebuah teks;
1)      Guru mendominasi kelas;
2)      Siswa termotivasi pada hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok;
3)      Para siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya; dan
4)      Membantu siswa yang lemah.
Sementara kelemahannya yaitu :        
1)      Pada saat persentasi hanya siswa yang aktif tampil; dan
2)      Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan teliti.

Berdasarkan penjelasan Abidin di atas penulis mengulas bahwa setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan, sama dengan model skemata-kritis memiliki kelebihan dan kekurangan.
Huda (2014, hlm. 43) mengatakan, “Guru yang mengikuti model pembelajaran akan membuat rencana pembelajaran yang dianggap sesuai dengan usia”.
Berdasarkan penjelasan Huda di atas penulis mengulas bahwa guru yang menggunakan model pembelajaran yang sesuai mampu menciptakan proses belajar mengajar menjadi sesuai dengan usia.
Berdasarkan uraian tersebut penulis menyimpulkan bahwa model skemata-kritis mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran. Model ini adalah salah satu model inovatif yang mendorong peserta didik lebih aktif berekspresi dan lebih aktif menceritakan kembali isi teks biografi.

No comments:

Post a Comment