Selasa, 21 Oktober 2025

Cerita Rakyat dari Bangka Belitung berjudul Batu Rusa

 Judul: BATU RUSA

I. Pembukaan dan Pengenalan

Saya akan membawakan kisah dari Bumi Serumpun Sebalai, dari pulau yang kaya akan timah dan lada: Pulau Bangka. Sebuah kisah tentang cinta yang mendalam, hasrat yang tak tertahankan, dan rahasia alam yang mengukir nama sebuah desa: Batu Rusa.

Di sebuah kampung sunyi, tinggallah sepasang suami istri yang hidupnya rukun dan damai. Sang suami seorang petani yang gagah, sementara istrinya adalah wanita lembut yang sedang membawa berkah... Ya, sang istri sedang mengandung buah hati mereka yang pertama.

II. Keinginan yang Sulit Ditolak

Kebahagiaan mereka memuncak. Namun, saat usia kandungan semakin besar, datanglah masa ngidam yang sulit ditolak. Sang istri tiba-tiba memiliki keinginan yang sangat spesifik.

Sang Istri: "Oh, Suamiku... aku tak tahu mengapa, tapi aku tak bisa tidur, tak bisa makan... sebelum aku mencicipi... daging rusa! Sedikit saja, Suamiku. Demi anak kita..."

Sang suami terkejut. Memang, di hutan sekitarnya banyak rusa, tetapi memburunya tidaklah mudah. Namun, melihat wajah istrinya yang memelas, ia tak sampai hati menolak.

Sang Suami:"Baik, Istriku. Aku akan pergi. Aku akan membawa pulang daging rusa untukmu. Tunggulah aku. Aku berjanji!"

III. Perburuan yang Penuh Keresahan 

Pagi-pagi sekali, Sang Suami berangkat. Ia membawa alat berburu tradisional, didampingi anjingnya yang setia. Mereka memasuki belantara Bangka yang lebat.

Sang Suami: "Ayo! Lebih cepat! Kita harus menemukan rusa itu!"

Jam demi jam berlalu. Matahari meninggi, hutan semakin sunyi. Mereka menyusuri sungai, menembus semak-semak, tetapi yang dicari tak kunjung menampakkan diri.

Sang Suami:"Hhh... Sudah hampir sore, tapi tak ada jejak! Oh, Istriku, bagaimana aku akan memenuhi janjiku? Apakah aku akan mengecewakanmu, dan calon anak kita?"

Rasa cemas dan putus asa mulai menggerogoti. Ia memutuskan untuk beristirahat di tepi sungai yang sepi. "Ini kesempatan terakhir," pikirnya. Ia berharap rusa akan datang ke sungai saat senja tiba.

IV. Klimaks: Rusa yang Berubah 

Saat Sang Suami duduk termenung, matanya nanar memandang ke arah hutan di seberang sungai. Tiba-tiba... Srak! Srak! Ada suara semak yang bergoyang!

Dari balik pepohonan, munculah sesosok makhluk yang gagah. Seekor Rusa Jantan yang besar dengan tanduk bercabang!

Sang Suami: "Aha! Akhirnya! Ini dia! Rusa impian Istriku!"

Jantung Sang Suami berdebar kencang. Ia bersiap memasang jerat. Rusa itu berjalan perlahan ke tepi sungai, seolah-olah memang ditakdirkan untuknya.

Namun, tepat di saat Sang Suami hendak melempar jeratnya, Rusa itu berhenti. Rusa itu tidak lari. Rusa itu tidak takut. Ia hanya menoleh, memandang lurus ke arah Sang Suami...

Sesaat kemudian, sesuatu yang luar biasa terjadi! Tubuh Rusa itu mulai mengeluarkan cahaya keemasan. Perlahan, Rusa itu menjadi kaku, wujudnya memadat, hingga dalam sekejap mata...

DUAAARR!

Rusa itu telah berubah! Bukan menjadi daging, melainkan menjadi SEBONGKAH BATU BESAR yang bentuknya mirip seekor rusa yang sedang berdiri tegak di tepi sungai!

V. Penutup dan Amanat

Sang Suami terpana. Ia tidak berhasil membawa pulang daging, tetapi ia membawa pulang sebuah keajaiban! Ia menyadari bahwa alam memberikan teguran, mengajarkan bahwa tidak semua keinginan harus dipaksakan.

Sejak saat itu, penduduk kampung berdatangan untuk melihat batu ajaib itu. Mereka meyakini, batu itu adalah pengingat bahwa ketamakan dan hasrat yang berlebihan bisa dihentikan oleh kuasa alam.

Maka, untuk mengenang peristiwa luar biasa itu, tempat tersebut dikenal dengan nama Batu Rusa. Sampai hari ini, Desa Batu Rusa terus menjaga kearifan leluhurnya.

Mari kita jaga kelestarian alam, agar kita tidak menjadi sombong dan tamak seperti cerita-cerita yang telah diturunkan oleh para leluhur di Bangka Belitung. Terima kasih.