Judul: BATU RUSA
I. Pembukaan dan Pengenalan
Saya akan membawakan kisah dari Bumi Serumpun Sebalai, dari pulau yang kaya akan timah dan lada: Pulau Bangka. Sebuah kisah tentang cinta yang mendalam, hasrat yang tak tertahankan, dan rahasia alam yang mengukir nama sebuah desa: Batu Rusa.
Di
sebuah kampung sunyi, tinggallah sepasang suami istri yang hidupnya rukun dan
damai. Sang suami seorang petani yang gagah, sementara istrinya adalah wanita
lembut yang sedang membawa berkah... Ya, sang istri sedang mengandung
buah hati mereka yang pertama.
II. Keinginan yang Sulit Ditolak
Kebahagiaan
mereka memuncak. Namun, saat usia kandungan semakin besar, datanglah masa ngidam
yang sulit ditolak. Sang istri tiba-tiba memiliki keinginan yang sangat
spesifik.
Sang
Istri: "Oh, Suamiku... aku tak tahu mengapa, tapi aku tak bisa
tidur, tak bisa makan... sebelum aku mencicipi... daging rusa! Sedikit
saja, Suamiku. Demi anak kita..."
Sang
suami terkejut. Memang, di hutan sekitarnya banyak rusa, tetapi memburunya
tidaklah mudah. Namun, melihat wajah istrinya yang memelas, ia tak sampai hati
menolak.
Sang
Suami:"Baik, Istriku. Aku akan pergi. Aku akan membawa
pulang daging rusa untukmu. Tunggulah aku. Aku berjanji!"
III. Perburuan yang Penuh Keresahan
Pagi-pagi
sekali, Sang Suami berangkat. Ia membawa alat berburu tradisional, didampingi
anjingnya yang setia. Mereka memasuki belantara Bangka yang lebat.
Sang
Suami: "Ayo! Lebih cepat! Kita harus menemukan rusa
itu!"
Jam
demi jam berlalu. Matahari meninggi, hutan semakin sunyi. Mereka menyusuri
sungai, menembus semak-semak, tetapi yang dicari tak kunjung menampakkan diri.
Sang
Suami:"Hhh... Sudah hampir sore, tapi tak ada jejak! Oh,
Istriku, bagaimana aku akan memenuhi janjiku? Apakah aku akan mengecewakanmu,
dan calon anak kita?"
Rasa
cemas dan putus asa mulai menggerogoti. Ia memutuskan untuk beristirahat di
tepi sungai yang sepi. "Ini kesempatan terakhir," pikirnya. Ia
berharap rusa akan datang ke sungai saat senja tiba.
IV. Klimaks: Rusa yang Berubah
Saat
Sang Suami duduk termenung, matanya nanar memandang ke arah hutan di seberang
sungai. Tiba-tiba... Srak! Srak! Ada suara semak yang bergoyang!
Dari
balik pepohonan, munculah sesosok makhluk yang gagah. Seekor Rusa Jantan
yang besar dengan tanduk bercabang!
Sang
Suami: "Aha! Akhirnya! Ini dia! Rusa impian Istriku!"
Jantung
Sang Suami berdebar kencang. Ia bersiap memasang jerat. Rusa itu berjalan
perlahan ke tepi sungai, seolah-olah memang ditakdirkan untuknya.
Namun, tepat di saat Sang Suami hendak melempar jeratnya, Rusa itu berhenti. Rusa itu tidak lari. Rusa itu tidak takut. Ia hanya menoleh, memandang lurus ke arah Sang Suami...
Sesaat
kemudian, sesuatu yang luar biasa terjadi! Tubuh Rusa itu mulai mengeluarkan
cahaya keemasan. Perlahan, Rusa itu menjadi kaku, wujudnya memadat, hingga
dalam sekejap mata...
DUAAARR!
Rusa
itu telah berubah! Bukan menjadi daging, melainkan menjadi SEBONGKAH BATU
BESAR yang bentuknya mirip seekor rusa yang sedang berdiri tegak di tepi
sungai!
V. Penutup dan Amanat
Sang
Suami terpana. Ia tidak berhasil membawa pulang daging, tetapi ia membawa
pulang sebuah keajaiban! Ia menyadari bahwa alam memberikan teguran,
mengajarkan bahwa tidak semua keinginan harus dipaksakan.
Sejak
saat itu, penduduk kampung berdatangan untuk melihat batu ajaib itu. Mereka
meyakini, batu itu adalah pengingat bahwa ketamakan dan hasrat yang
berlebihan bisa dihentikan oleh kuasa alam.
Maka,
untuk mengenang peristiwa luar biasa itu, tempat tersebut dikenal dengan nama Batu
Rusa. Sampai hari ini, Desa Batu Rusa terus menjaga kearifan leluhurnya.
Mari
kita jaga kelestarian alam, agar kita tidak menjadi sombong dan tamak seperti
cerita-cerita yang telah diturunkan oleh para leluhur di Bangka Belitung.
Terima kasih.