Monday, April 10, 2023

RPP TERBARU KURIKULUM MERDEKA

 

Disusun Oleh                : Dra. Suprihartini

Instansi                         : SMK Negeri 1 Manggar

Kelas                             : X

Alokasi Waktu              : 4 Jam Pelajaran

 

                KOMPETENSI AWAL

Informasi Inti:

Melanjutkan dari fase E (struktur teks Laporan Hasil Observasi)

A.    PROFIL PELAJAR PANCASILA

Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, mandiri

B.     SARANA DAN PRASARANA

Media  : Lingkungan dan internet

Alat     : HP, LCD Proyektor

Bahan   : video/ gambar

C.    TARGET PESERTA DIDIK

a.       Mengklasifikasikan kelompok siswa kemampuan tingkat tinggi dan memberikan pembelajaran sesuai kemampuannya.

b.      Mengklasifikasikan kelompok siswa kemampuan tingkat sedang dan memberikan pembelajaran sesuai kemampuannya.

c.       Mengklasifikasikan kelompok siswa kemampuan tingkat rendah dan memberikan pembelajaran sesuai kemampuannya.

D.    MODEL PEMBELAJARAN

Blended Learning (Daring / Luring)

 

KOMPETENSI INTI          

A.     TUJUAN PEMBELAJARAN

ABCD (AUDIENCE, BEHAVIOUR, CONDITION, DEGREE)

Menganalisis informasi faktual pada teks eksplanasi yang mendukung hasil laporan observasi.

B.     PEMAHAMAN BERMAKNA

Setelah mempelajari secara mendalam teks laporan hasil observasi melalui berbagai aktivitas pembelajaran, siswa mampu mendokumentasikan observasi yang dilakukan agar lebih bermakna dalam bentuk laporan hasil observasi secara objektif. Siswa juga dapat memahami struktur laporan hasil observasi dan kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam menyusun laporan hasil observasi.

C.    PERTANYAAN PEMANTIK

Apa yang dapat kalian lakukan untuk meyakinkan bahwa informasi yang kalian temukan telah sesuai dengan fakta yang diketahui masyarakat umum.


D.    KEGIATAN PEMBELAJARAN

Arahkan siswa untuk melakukan kegiatan pra-membaca sebagai berikut

a.       Tuliskan judul teks yang akan kalian baca.

b.      Tuliskan pertanyaan “Adik Simba” (Apa, di Mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana) yang muncul saat kalian membaca judul teks.

c.       Minta siswa untuk membaca teks “Kunang-Kunang” secara komprehensif untuk menjawab pertanyaan yang diberikan siswa lain.

d.      Setelah membaca, siswa melakukan aktivitas sebagai berikut.

e.       Siswa menukar pertanyaan dibuat dengan pertanyaan siswa lain.

f.       Siswa saling menjawab pertanyaan.

g.      Siswa menuliskan informasi penting dari jawaban tersebut.

h.      Siswa membuat ringkasan dari informasi yang didapat

i.        Siswa dan guru membahas jawaban

j.        Siswa diajak membaca teks eksplanasi “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang” untuk membandingkan informasi yang terdapat pada teks dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang” yang telah dibaca sebelumnya.

k.      Siswa mengisi tabel 1.4 pada buku siswa

l.        Siswa dan guru membahas hasil jawaban pada tabel.

m.    Siswa dapat diminta untuk mencari sumber informasi lain yang berkaitan dengan tema.

E.     ASESMEN

a.       Asesmen Diagnostik

1.      Menanyakan keadaan siswa

2.      Menanyakan perasaan siswa ketika mengikuti pembelajaran hari ini.

3.      Menanyakan siswa tentang materi teks Laporan hasil observasi di fase sebelumnya.

b.      Asesmen Formatif

Membandingkan informasi yang terdapat pada teks “Kunang-Kunang” dengan informasi pada teks “Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang”

c.       Asesmen Sumatif

Ulangan harian

F.     PENGAYAAN DAN REMEDIAL

a.       Pengayaan

Memberikan materi tambahan teks LHO yang diajarkan pada siswa yang berkemampuan tinggi dan sedang

b.      Remedial

Mengulang kembali materi teks Laporan Hasil Observasi.


LAMPIRAN 

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Teks 1

Kunang-Kunang

Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluar- kan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunang- kunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami.

(Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)


Teks 2

Kunang-Kunang yang Perlahan Menghilang

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Bioscience menyatakan kunang-kunang menghadapi ancaman kepunahan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan serangga ini terancam punah.

Penyebab pertama kepunahan kunang-kunang adalah hilangnya habitat hidup kunang-kunang. Kunang-kunang menderita karena habitat yang menjadi tempat untuk menyelesaikan siklus hidupnya telah menghilang. Misalnya, kunang-kunang Malaysia (Pteroptyx tener), yang terkenal karena panjangnya, harus kehilangan habitatnya untuk berkembang biak di kawasan bakau karena di konversi menjadi perkebunan sawit dan pertanian budidaya.

Dalam penelitianlainjugadisebutkanbahwapolusicahayamenjadi penyebab kedua terbesar punahnya kunang-kunang. Penggunaan cahaya buatan pada malam hari, yang semakin marak selama seabad terakhir, adalah ancaman paling serius kedua bagi kunang-kunang. Banyak kunang-kunang mengandalkan bioluminescence, reaksi kimia didalam tubuh mereka yang memungkinkan untuk menyala saat menemukan dan menarik pasangan. Banyaknya cahaya buatan dapat mengganggu fase ini.

Penelitian juga mencatat, tingkat kecerahan dibumi mengalami peningkatan sebesar 23 persen. Selain itu, Avalon Owens, seorang kandidat PhD dalam biologi di Universitas Tufts, menyampaikan bahwa polusi cahaya benar-benar mengacaukan ritual kawin kunang- kunang yang berdampak kepada regenerasi kunang-kunang.

Penggunaan insektisida juga berperan dalam penurunan populasi kunang-kunang. Profesor biologi dari Universitas Sussex, Dave Goulson mengatakan hilangnya habitat menjadi faktor paling utama yang mendorong kepunahan kunang-kunang, sedangkan pestisida adalah faktor sekunder yang tidak bisa di kesampingkan.

Selain tiga faktor itu, pariwisata juga memicu kepunahan kunang- kunang. Di Jepang, Taiwan, dan Malaysia misalnya, meningkatnya angka wisatawan yang mencapai 200 ribu pengunjung membuat populasi kunang-kunang menurun. Di Thailand, peneliti juga mengatakan bahwa lalu lintas perahu motor di sepanjang sungai bakau telah menumbangkan pohon dan mengikis tepi sungai dan menghancurkan habitat kunang-kunang. Sementara spesies yang tidak dapat terbang di injak-injak oleh wisatawan di Carolina Utara dan Nanacampila di Meksiko.

 

(Diadaptasi dari: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200204163021-199-471585/ habitat-hilang-kunang-kunang-di-ambang-kepunahan)


 

No

Aspek

Penilaian

Nilai dan Kriteria

Nilai 4

Nilai 3

Nilai 2

Nilai 1

1

Pemahaman isi teks

Siswa   mampu mengidentifikasi seluruh kesamaan informasi pada kedua teks

dengan benar

Siswa salah mengidentifikasi kesamaan informasi

pada kedua teks

Siswa salah mengidentifikasi dua

kesamaan informasi pada kedua

teks

Siswa salah mengidentifikasi seluruh kesamaan informasi

pada kedua

teks

2

Kemampuan menyampaikan alasan

Siswa mampu

menyampaikan seluruh

alasan yang disampaikan

dengan logis

Siswa mampu

menyampaikan sebagian alasan yang disampaikan

dengan logis

Siswa menyampaikan alasan

namun tidak logis

Siswa tidak menyampaikan alasanSiswa tidak menyampaikan alasan

 

A.    BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Dalam menyajikan data yang akurat, siswa dapat menggunakan sumber lain sebagai pembanding terhadap hasil observasi di lapangan. Kali ini siswa akan menggunakan sebuah teks eksplanasi sebagai bahan pembanding informasi pada teks laporan observasi.

Teks eksplanasi merupakan teks yang menjelaskan proses bagaimana dan mengapa suatu fenomena, baik fenomena alam maupun fenomena sosial, terjadi. Teks eksplanasi berisi tentang hubungan sebab-akibat atau proses sebuah fenomena yang bersifat faktual.

 

Sumber bacaan lanjutan: https://sumberbelajar.belajar.kemdikbud. go.id/sumberbelajar/tampil/Struktur-dan-Kaidah-Teks-EksplanasiKompleks- 2015/konten14.html

B.     GLOSARIUM

a.       Toraks Abdomen :bagian tubuh hewan yang terletak antara kepala dan abdomen

b.      Predator : binatang yang berburu dan memangsa binatang lain

c.       Polifagus : suatu jenis predator yang kisaran inangnya lebar

d.      Membran : selaput, kulit tipis, atau lembaran bahan tipis, yang berfungsi sebagai pemisah selektif.

e.       Nokturnal : hewan yang tidur pada siang hari, dan aktif pada malam hari

f.       Tungkai : bagian tubuh tambahan (extremites) pada binatang yang bergerak di atas permukaan tanah dan biasanya digunakan sebagai alat berpindah tempat

g.       Kopula : verba yang menghubungkan subjek dengan komplemen.

h.      Intonasi : lagu kalimat yang akan mempengaruhi proses berkomunikasi dengan orang lain.

i.        Tempo : kecepatan memainkan musik           


DAFTAR PUSTAKA

Tri aulia, fadhilah.2021.cerdas cergas berbahasa dan bersastra Indonesia.Jakarta.Pusat kurikulum dan perbukuan.

KBBI

Wijayanti, Anik. 2015. “Kajian Habitat dan Aktivitas Kemunculan Kunang-Kunang dengan Observasi Cuaca Skala Mikro di Kawasan Situ Gunung, Kabupaten Sukabumi (Skripsi). ” https:// repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/75574/G15awi. pdf?sequence=1&isAllowed=y melalui google cendekia. Diunduh pada tanggal 1 Juli 2020.

Sarimanah, Eri, dkk. 2020. “Pola Penulisan Daftar Pustaka Sesuai PUEBI”. Seminar Internasional Riksa Bahasa.    <http://proceedings.upi.edu/

 

 

 

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran

Kepala SMK N 1 Manggar

 

 

 

Dra. Suprihartini

Triyudo Hendro Sasongko, ST