Friday, October 14, 2016

Cerpen Humoris Dipanggil "jomblo akut"

Dipanggil “Jomblo Akut”
Karangan : Rio Pratama

            Perkenalkan namaku Raffi Pangestu, pria yang rapi, baik, tidak sombong dan yang pasti sayang keluarga. Aku lahir di Belitung 07 November 1996, sepertinya masa bodoh ya kapan aku lahir. Kita mulai saja ceritanya.
            Dizaman sekarang ini ada yang namanya “jomblo akut” yaitu jomblo yang belum pernah pacaran bahkan belum mungkin pernah jatuh cinta pada keturunan hawa. Pasti tidak ada yang menyangka, pada kenyataannya “jomblo akut” itu masih banyak berkeliaran, salah satunya aku. Jujur, aku belum pernah merasakan pacaran dan belum tau apa itu cinta atau apalah kata yang hitznya.
            Awalnya aku sangat biasa saja disebut “jomblo akut”. Tak tau kenapa kenapa sejak waktu itu aku tersinggung dengan salah seorang temanku yang menyebut aku dengan sebutan “jomblo akut yang tak dirindukan”. Setelah kejadian waktu itu aku begitu merasa membutuhkan makhluk yang disebut wanita keturunan hawa. Tak hal, setelah aku masuk kuliah dan mengenal seorang gadis yang bernama Maya Mut.
            Maya adalah teman satu kelasku, dia gadis yang baik, pintar, penyayang binatang dan penyayang keluarga sama sepertiku, tak lupa pasti cantik. Dia adalah sesosok makhluk yang aku kagumi dan juga berasa ingin memilikinya. Setiap aku berdoa, tak lupa aku selipkan doa supaya bisa menyatakan perasaanku padanya. Dan semoga dia juga merasakan perasaan yang sama sepertiku.
            Woi, jangan salah ya. Aku ini lumayan terkenal di kampus, dan mungkin pria idaman para wanita, aku lumayan pintar, lumayan tampan ada manis-manisnya gitu, rapi, baik dan berkecukupan buat makan setiap hari meskipun dengan seadanya. Aku cukup yakin bisa memiliki Maya.
            Aku adalah perantau yang pasti anak kostan, sehari-hari hanya meratapi kehidupanku diruang yang luasnya tak lebih dari 4x4 meter ini. Diruang ini sering kali aku menyadari bahwa mengatakan perasaan memang sulit. Jika di suruh memilih aku lebih memilih membuat 100 puisi dari pada aku harus mengatakan perasaan kepada Maya.
            Maya memang membuatku klepek-klepek bahasa gaulnya dan hilang akal sehat, Maya dipanggil May. Setiap kali berpapasan muka dengan May, aku merasa detak jantung berhenti sejenak ibarat bertemu bidadari meskipun bidadari palsu.
            Memang tak heran beginilah nasib jadi “jomblo akut”. Kurang ahli, ketika jatuh cinta tak tahu harus bagaimana. Salah satunya karena dorongan dari berbagai novel yang pernah aku baca misalnya pada Novel “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk” karangan Buya Hamka, aku ingin memilikinya sampai hayat dan matiku.
            Beberapa detik berlalu aku terpikir dengan sahabatku Rio. Dia adalah sahabat yang selalu menampung semua curahan hati yang aku ceritakan, tetapi kalo dia lagi waras atau tidak ada kerjaan.
            “Io, gue sangat suka banget sama Maya, dia tipe aku banget. Gimana menurut lo gue bisa jadian ga sama dia.”
            “Hmm, dia anak hitz, pikir matang-matang aja” jawab Rio.
            Membuatku terdiam dan berpikir 2 kali, tapi ya gapapa di coba dibenakku. Saat ingin membalas lagi pulsaku habis.
            Keesokan hari sewaktu pulang sekolah, aku sudah memutuskan semalaman setelah aku menerima pesan singkat dari Rio untuk mengungkapkan perasaan kepada May. Aku menunggu di gerbang sekolah, sudah sekitar 10 menit berlalu, May belum juga terlihat. Sampai-sampai hujan turun dengan derasnya, tanpa aku sadari May datang dari sisi kiriku dengan keadaan basah kuyup kehujanan. Tak kusangka permataku yang hilang datang seperti Novel yang pernah aku baca.
            “Ffi, kenapa kamu masih disini” tanya May
            “Ga ko gapapa”. Jawabku
Tidak berbasa-basi akupun langsung keintinya, yang sudah aku pikirkan matang-matang semalam.
            “May, aku pengen ngomong bentar boleh? Dengan memberanikan diri.
May tersenyum dan menatapku dengan tatapan tajam.
            “Ma-ya” aku masih gugup.
            “Ada apa ffi”. Ucapnya sambil menatapku dengan tatapan tajam.
            “Aku...aku...” aku terlihat sangat gugup.
            “Raffi, kamu kenapa sih”. Tanya May dengan senyum tipis.
Seperti melihat mobil ferrari yang berjalan begitu cepat membelah kegugupan, muka pucat seperti demam tinggi. Tak kusangka mulutku berkata begitu cepatnya.
            “Aku suka kamu, kamu mau ga jadi pacar aku?” seketika keluar dari mulutku.
            “Raffi. Jujur, aku juga suka kamu. Tapi itu dulu, sejak lama aku tau kamu suka sama aku. Dengan sabar aku nunggu kamu. Tapi karena kelamaan aku keburu suka sama yang lain. Maaf ya. Mending kita jadi best friend aja ya. Ok.” Jawab May
            Disitu aku tersentak, mobil ferrari seolah dengan derasnya menabrak tubuh kurusku, mataku terkatup, mulutku tertutup rapat seperti digembok. Aku mati rasa seperti kehilangan sesuatu yang berharga dihidupku, sangat menakutkan. Itulah pertama kalinya aku mengatakan cinta dan ujungnya ditolak. Kini aku galau, galau tingkat dewa. Dan sampai hari ini akupun masih jomblo dan dipanggil dengan sebutan “jomblo akut” hampir satu jurusan tau. OMG