Tuesday, November 24, 2015

PENELITIAN EKS-POS FAKTO (EX POST FAKTO)



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan masalah  yang  sering  timbul  di sekitarnya.  Seorang  peneliti  pada  prakteknya di lapangan  akan  memilih  salah  satu metode yang dipandang paling cocok untuk  penelitiannya,  yaitu  yang  sesuai  dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan  dana,  tenaga,  waktu  dan  kemampuan.  
Dengan  demikian  metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu. Ada banyak penelitian yang sering dipakai oleh peneliti, diantaranya penelitian eksperimen dan penelitian expost facto.
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship). Sedangkan penelitian expost facto merupakan merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian
Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami terlebih  dahulu  segala  sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen penelitian. Baik yang berkaitan dengan  jenis-jenis variabel, hakekat penelitian, karakteristik,  tujuan,  syarat-syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan bentuk-bentuk desain.  Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penelitian eksperimen dan ex post facto.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan masalah mengenai Eks-Pos Fakto bila kita tidak menetukan patokan-patokan yang jelas mengenai hal-hal yang akan kita bahas tentunya kita akan memperoleh kesulitan dalam mengembangkan makalah ini. Mengingat adanya keterbatasan dalam kemampuan penyusun dan demi terarahnya penyusunan makalah maka penyusun membatasi permasalahan pada hal-hal:
1.      Apakah yang dimaksud dengan Eks-Pos Fakto ?
2.      Apakah yang dimaksud dengan penelitian korelasional ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan penelitian kausal komparatif ?
4.      Apakah perbedaan penelitian korelasional dan kausal komparatif ?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Metodelogi Penelitian. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.   Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan daerah.
2.     Untuk mengetahui dan memahami Eks-Pos Fakto.
3.    Untuk memahami perbedaan rancangan Pra-Eksperimental, Eksperimen Murni, Eksperimen Kuasi/Semu dan Eks-Pos Fakto.
4.      Untuk mengetahui cara penyusunan penelitian Eks-Pos Fakto.
5.      Untuk referensi bagi rekan mahasiswa.
1.4            Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang teoretis maupun praktis, antara lain:
1.      Manfaat Teoritis:
Sebagai bahan tambahan untuk meningkatkan pengetahuan dalam mempelajari Metodelogi Penelitian khususnya Eks-Pos Fakto.
2.      Manfaat Praktis:
Dapat memberikan bahan informasi dan menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan mengenai rancangan Eks-Pos Fakto.

BAB II
EKS-POS FAKTO (EX POST FAKTO)

2.1  Rancangan Eks-Pos Fakto
                        Salah satu jenis penelitian yang mempunyai beberapa nama adalah penelitian ex post facto. Penelitian ini disebut demikian karena sesuai artinya, yaitu “dari apa yang dikerjakan setelah kenyataan”. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta dan ada pula yang menyebutkan retrospective study atau penelurusan kembali.
                        Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang variabel-variabel bebasnya telah terjadi perlakuan atau treatment tidak dilakukan pada saat penelitian berlangsung, sehingga penelitian ini biasanya dipisahkan dengan penelitian eksperimen. Peneliti ingin melacak kembali, jika dimungkinkan, apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya sesuatu.
                        Dalam rancangan penelitiannya terdapat berbagai hubungan antara skor dan kelompok yang tidak dapat disatukan dari berbagai instruksional program yang diberikan sebelum adanya tes. Data didapat melalui perlakuan sebelum penelitian dilakukan. Rancangan ini sering digunakan ketika peneliti tidak memiliki kontrol terhadap penyeleksian dan manipulasi dari variabel bebas, oleh sebab itulah mengapa para peneliti melihat jenis atau derajat hubungan antara dua variabel melebihi dari sebab dan akibat. Sebagai contoh, banyak siswa yang berencana melakukan studi ke Amerika harus mengambil tes TOEFL. Dari tes ini kita dapat melihat hubungan skor siswa dengan tes. Skor masing-masing siswa dapat dibandingkan dengan skor siswa yang lain, di sini juga dapat dilihat apakah semua siswa yang memiliki skor tinggi pada tes juga dimiliki oleh siswa yang lain.
                        Oleh karna tidak adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel, perbedaan antara variabel bebas dan terikat tidak dapat ditentukan. Akan tetapi, biasanya para peneliti memfokuskan pada satu variabel dan menandai variabel tersebut misalnya variabel pertama adalah bebas digambarkan dengan X dan kedua terikat dengan Y.
                        Penelitian ex post facto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian korelasional dan penelitian kausal komparatif. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menetukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya, kemudian dia berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya.

2.2  Ciri-Ciri Penelitian Ex Post Facto
Adapun ciri-ciri penelitian ex post facto adalah sebagai berikut :
a.       Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
b.      Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
c.       Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
ü  Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab akibat secara langsung
ü  Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan variable lain yang mempengaruhi.
d.      Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis, dari segi biaya dan etik dipertanyakan.

2.3  Langkah-Langkah Penelitian Ex Post Facto
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Perumusan Masalah
Masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab atau kausa bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti. Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.
b.      Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.
c.       Pengelompokkan Data
Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.
d.      Pengumpulan Data
Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.
e.       Analisis Data
Teknik analisis data yang digunaka, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Dimana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali dengan perhitungan niali rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.
f.       Penafsiran Basil
Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati. Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

2.4  Penilaian Dan Pengukuran Kinerja
Dalam penelitian eksperimen, salah satu tahapan yang biasa dilakukan penelitian adalah tahapan penilaian dan pengukuran. Bagaimana kegiatan tersebut dilakukan dalam penelitian pendidikan? Penjelasan terdapat dalam uraian berikut.
a.      Hakikat penilaian dan pengukuran kinerja
      Bertahun-tahun lamanya, para peneliti diminta untuk mencoba menilai pengajaran yang baru diperkenalkan, atau cara alternatif pengajaran peminjaman, dan mengukur kinerja guru. Berbagai metode penelitian telah digunakan, dan jumlah pemahaman telah diperoleh. Akan tetapi, masih saja pengukuran kinerja ini merupakan bidang yang mempunyai satu tingkat kekacauan dan ketidakpastian, dan bidang tempat banyaknya upaya pengembangan dasar masih perlu dilaksanakan.
      Kekacauan yang besar meliputi bentuk-bentuk pengukuran dan peristilahan yang digunakan untuk melukiskannya. Sebenarnya hanya da tiga konsep-pengukuran, yaitu keefisenan, pengukuran kinerja (prestasi), dan pengukuran keefektifan.
      Keefisenan berhubungan dengan seberapa baik guru melaksanakan tugasnya. Ini tidak berkaitan dengan pertanyaan apakah suatu pengajaran khusus diperlukan atau tidak, atau apakah hal itu ditujukan pada kelompok siswa yang paling tepat; yang harus dipertimbangkan hanyalah apakah tingkat pengajaran yang sama dapat ditawarkan dengan menggunakan sumber daya yang ada.
      Pengukuran kinerja atau keefektifan, di lain pihak, menyangkut pengukuran seberapa jauh suatu pengajaran atau tindakan mencapai tujuan. Tujuan inilah yang memberikan ukuran penilaian kinerja. Sangat mungkin bagi suatu pengajaran bekerja pada tingkat efisiensi maksimum, namun gagal mencapai tujuannya.
      Pengukuran kinerja pengajarn mencoba menilai dampak yang diberikan pengajaran kepada sisw, dan melihat sebferapa banyak hal itu telah memenuhi harapan dan memuaskan kebutuhan siswa, dan melihat seberapa banyak hal itu telah memenuhi harapan dan memuaskan kebutuhan siswa.
      Terdapat banyak penelitan yang memamanfaatkan banyak ragam metode dan teknik. Tetapi kesulitannya ialah bahwa hasil, atau produk pengajaran tidak mempunyai wujud nyata dank arena itu sulit untuk mengukurnya dalam keadaan yang sebaik-baiknya pun. Segala menjadi benar-benar sulit ketika mencoba mengukur dampak hasil yang tidak mempunyai wujud itu terhadap siswa secara perorangan. Dapat diperdebatkan bahwa tidak benar-benar dapat dilakukan usaha mengukur dampak pengajaran hanya karena masalah yang terlibat begitu sulit diatur. Orang-orang yang mengumakakan pernyataan ini menunjuk pada upaya pendidikan yang keduanya mengerahkan banyak cara untuk mengukur dampak produknya, semuanya sia-sia.
      Hal yang dari segi praktis lebih ada kaitannya ialah penilaian yang baru diperkenalkan, yaitu penilaian perbandingan berbagi bentuk pelaksanaan pendidikan dan pengukuran kinerja guru atau keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Titik awal penelitian seperti ini ialah tujuan pengajaran atau pembelajaran . tujuan umum dapat dipecah menjadi sejumlah tujuan khusus, setelah hal ini semuanya ditetapkan, tahap berikutnya ialah mengembangkan petunjuk kinerja. Hal ini sering merupakan langkah yang paling sulit karena petunjuk kinerja itu pada saat yang sama harus mudah diukur, dan mencerminkan sasaran atu tujuan yang sebenarnya.
      Suatu pelayanan pengajaran kepada siswa, mungkin saja, mempunyai salah satu tujuan khususnya, yaitu menyampaikan perkembangan mutakhir yang bersangkut paut dengan materi bahasa melalui metode atau strategi pembelajaran tertentu.
      Mungkin kiranya mengukur kinerja pelayanan di bidang ini hanya dengan mengukur perubahan kemampuan siswa antara sebelum dan sesudah dilakukannya pengajaran.
      Semua ukuran itu akan menjadi petunjuk seberapa jauh satu pembelajaran mencapai sasran dan, lebih dari itu data akan mudah dikumpulkan. Mungkin saja untuk tindakan lebih lanjut, peneliti meminta setiap peserta mengisi suatu daftar pertanyaan yang meminta reaksi mereka terhadap pembelajaran yang baru mereka ikuti. Akan tetapi, cara ini akan lebihb mahal dan mungkin dirasakan hanya menambah sedikt pada apa yang sudah diketahui.
      Jenis pengukuran kinerja ini dapat memberikan informasi pengajaran yang bersangkut-paut dengan berbagai jenis pembelajaran. Walaupun demikan, perlu diusahakan secara sadar bahwa semua upaya tersebut harus selalu dihubungkan dengan tujuan. Terlalu mudah untuk terus mengumpulkan data statistik tanpa menyadari tujuannya.
      Mengukur kinerja guru yang ada dengan cara ini, cukup jelas. Tujuan kinerjanya tidak mungkin berubah banyak dari tahun ke tahun, walaupun sasaranya, yang dinyatakan dalam penunjuk kinerja, mungkin sekali beragam. Lebih sulit untuk menilai sistem pengajaran yang baru diperkenalkan, atau melakukan penilain perbandingan mengenai berbagai pengejran alternatif.
      Titik awal untuk usaha demikian ialah lagi-lagi mentapkan serangkaian sasran dan tujuan. Dari rangkaian sasaran dan tujuan. Dari rangkaian sasaran dan tujuan ini selanjutnya dikembangkan serangkaian penunjuk kinerja. Pada penilaian perbandingan jelas dimungkinkan membandingkan kinerja menurut setiap tujuan, dan dari sini dapat dicapai suatu kesimpulan. Dapat pula diperhitungkan tujuan mana yang lebih penting dari yang lain.
      Menilai kinerja suatu strategi yang baru, atau membandingkan dua strategi lain dapat memberikan gambaran keadaan sebenarnya. Penting bagi peneliti untuk melihat juga keefesienan strategi pengajaran/pembelajaran.  Mungin saja kinerjanya sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi semua tujuan dan sasaran secara memuaskan, tetapi pengerjaanya menyerap sejumlah fakta yang tidak seimbang.
b.      Keuntungan Dan Kelemahan Penilaian Dan Pengukuran
      Keuntungan utama penilaian adalah bahwa penilaian dan pengukuran memberikan dasar bagi pembuat keputusan dalam penelitian dengan cara yang paling layak untuk memaksimumkan penggunaannya.
      Tanpa suatu penilaian atau pengukuran, terdapat kecendrungan pelaksanaan penelitian menjadi macet oleh strategi dan tindakan yang sudah tidak berguna lagi, yang tidak pernah menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Pengukuran menyediakan mekanisme yang perlu untuk mengambil keputusan yang sulit, misalnya untuk berhenti mengerjakan penelitian apabila tidak diperlukan lagi.
      Adapun kelemahan penilaian dan pengukuran cukup banyak. Mungkin ada bayangannya yaitu bahwa penerapan penilaian dapat terlalu ketat sehingga mematikan kreativitas guru yang tugasnya mengembangkan dan memperbaiki pengajarannya. Terdapat juga kemungkinan bahwa suatu pengajaran baru dinilai tidak baik, sehingga pengajaran ini ditinggalkan, padahal pengajaran ini belum dilaksanakan dengan sungguh-sungguh mantap.
c.       Petunjuk Penggunaan Penilaian Dan Pengukuran
Tersirat dalam hal yang baru disebutkan tadi mengenai kelemahan penilaian dan pengukuran ini, yaitu perlunya menafsirkan hasil dengan tingkat keluwesan tertentu dengan bertukar pikiran dengan mereka yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan pengajaran. Di samping itu, perlu membiarkan suatu pengajaran menjadi mantap sebelum mengambil keputusan drastis berdasarkan penilaian tersebut. Juga sangat penting untuk penetapkan tujuan dan sasaran dengan cukup jelas dan berhati-hati ketika menentukan petunjuk penilaian dan pengukuran.
Penilaian subjektif dari orang yang terlibat dengan pelaksanaan suatu pengajaran sehari-hari jangan sekali-kali diabaikan. Memang penting untuk melibatkan para tenaga pengajar tersebut dalam proses penilaian dan pengukuran. Mereka harus mampu menyadari bahwa proses penilaian tidak merupakan bahaya bagi mereka dan bahwa pekerjaan itu tidak melibatkan penilaian tentang cara mereka melaksanakan tugasnya. Peneliti harus menjelaskan bahwa hasilnya akan memberikan menfaat pada tenaga pengajar. Hal ini mempunyai pengaruh pada cara perancangan proses pengukuran dan penilaian keseluruhan.
Akhirnya, jangan mengabaikan penerima pembelajaran terakhir, yaitu siswa. Suatu proses pembelajaran akan ada untuk memenuhi kebutuhan siswa dan itulah yang harus selalu menjadi patokan dasar ketika menilai bentuk pengajaran. Oleh karena itu, masuk akal bila peneliti langsung mencari pendapat dari siswa. Kegiatan ini dengan berskala besar, akan mahal, tetapi dengan pengambilan sempel, atau bahkan dengan mengamati dan sekedar berbicara dengan sejumlah siswa, atau dengan diskusi kelompok, akan dimungkinkan untuk mengumpulkan banyak informasi penilaian yang berharga.
Untuk setiap penelitian kemungkinan kisaran metode penelitian ditentukan oleh sifat dan jangkauan masalah yang diteliti. Akan tetapi, dalam batas-batas keseluruhan, terdapat ruang yang luas untuk bergerak dan sering sulit untuk menetapkan suatu perangkat metode tunggal.

BAB III
KESIMPULAN

Pada dasarnya penelitian  ini  bertujuan  untuk  memecahkan  masalah   yang   sering   timbul   di sekitarnya. Untuk  dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami terlebih  dahulu  segala  sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen penelitian. Baik yang berkaitan dengan ciri-ciri penelitian, langkah-langkah penelitian, penilaian dan pengukuran kerja.
Penelitian  Ex  Pos  Facto  merupakan  penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel-variabel terikat dalam suatu penelitian. Penelitian Ex Post Facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variabel bebas secara keseluruhan sudah terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuddin A.R & Damaianti V.S (2011) Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung : Rosda